TRIBUNSTYLE.COM - Seorang perempuan muda melakukan
operasi pengangkatan wajah karena sebuah kondisi langka yang membuatnya
terlihat wajahnya lebih tua beberapa dekade.
Sejak usia 12 tahun, Zara Hartshorn sering disangka sebagai perempuan
yang mempunyai usia 40 tahun atau 50 karena sebuah penyakit yang
diturunkan dari ibunya Tracey Gibson, walau usianya 43 tahun, tetapi
sering disangka sebagai seorang pensiunan.
Ibu dan anak dari Rotherham, Yorkshire Selatan, Inggris, pertama kali
diberitahu bahwa ia memiliki kondisi genetik yang dinamakan
lipodistropi, yang mempengaruhi distribusi lemak di bawah kulitnya. Zara Hartshorn di-bully di sekolahnya karena penampilannya (Barcroft Media)Ia di-bully disebut nenek atau monyet karena wajahnya (Barcroft Media)Pada saat usianya 12 tahun, Zara terlihat seperti umur 30-an (Barcroft Media)
Setelah mengunjungi Dr Abu Garg, seorang ahli lipodistropi di
Universitas Texas Southwestern di Dallas, Texas, ia menemukan fakta
bahwa ia mengalami kondisi yang lebih langka yang dikenal sebagai Cutis
Laxa.
Gejalanya memang menyebabkan orang menjadi lebih tua, selain itu
Cutis Laxa dapat menimbulkan masalah kesehatan fatal yang mempengaruhi
paru-paru, jantung dan arterinya.
Diagnosis terbaru ini membuat Zara dan Tracey terkaget.
Tetapi, Zara saat ini lebih fokus kepada penampilannya dari pada kesehatannya.
Ia melakukan pengangkatan wajah yang akan dilakukan oleh Dr Robert Ersek.
Senang dengan wajah barunya, Zara saat ini sangat percaya diri dan
Tracey pun ingin melakukan hal yang sama agar memiliki wajah seperti
umurnya. Zara dan Chloe yang menuruni penyakit ibunya Tracey Gibson (Barcroft Media)Zara melakukan perjalanan hingga Texas, AS, untuk melakukan operasi (Barcroft Media)
Tetapi empat tahun setelah operasi, kulit Zara yang mengkerut
kembali dan masalah keluarga membuat dirinya dan ibunya terpisahkan.
Zara yang sekarang berusia 20 tahun mengakui bahwa ia hanya memikirkan penampilannya dan tidak memikirkan kesehatannya.
Ia mengatakan: "Ketika aku kembali dari AS, hidup sangat berubah, dan itu luar biasa.
"Aku menjadi sangat percaya diri, memiliki kekasih. Aku hamil dan aku bahagia.
"Tetapi sayang aku keguguran dan aku saat ini tidak lagi dalam hubungan.
"Sejak aku mengetahui Cutis Laxa, aku tidak melakukan apa-apa tentang ini.
"Terakhir kali aku bertemu dokter adalah di Texas, dan itu bukanlah hal baik.
"Kesehatanku jelas mengkhawatirkanku, tetapi hanya ketika aku memikirkannya.
"Seringnya aku tak memikirkannya, yang mana itu tidak baik."
Zara saat ini menginginkan hidup seperti layaknya manusia dengan usia 20 tahun, walau ia tetap takut bertemu orang baru. Zara dan ibunya Tracey sangat senang dengan hasil operasinya (Barcroft Media)
Ia mengatakan: "Pengangkatan wajahku telah turun lagi, terutama ketika aku tersenyum dan aku tidak menyukainya.
"Ini mengerikan, membuatku merasa tua.
"Aku 20, aku ingin bersenang-senang.
"Aku ingin menjadi orang 20 dan berperilaku layaknya orang di usia 20 tahun."
Bagaimanapun, kesehatan Zara mulai parah dan ia akhirnya memiliki
keberanian untuk mengontak Dr Zsolt Urban yang mempelajari kondisi ini.
Berbicara melalui internet, ia diberitahu bahwa Curtis Laxa dapat menyebabkan gagal jantung kapan pun. Tracey, ibu Zara sebelum operasi (Barcroft Media)Ibu dan anak telah berhenti berbicara kepada dokternya setelah melakukan operasi (Barcroft Media)
Zara mengatakan: "Ini sebenarnya penyakit serius dan aku memperlakukannya seperti hal yang tak serius. Aku ketakutan."
Menyadari ia hidup dengan penolakkan, Zara akhirnya melakukan keputusan yang berani untuk melakukan scan jantung.
Beruntung, hasil tes menunjukkan jantung Zara tak apa-apa.
Menerima hal tersebut Zara sekarang ingin melakukan hal yang lebih bermanfaat yaitu menolong orang dengan kondisi sepertinya.
Ia mengatakan: "Jujur, aku tidak menyalahkan penyakit ini.
"Walau terdengar biasa, setiap orang terlahir karena suatu alasan dan ada alasan kenapa aku menjadi seperti ini.
"Untukku, masa depanku untuk membantu orang sebanyak mungkin yang memiliki kondisi sepertiku.
"Aku ingin menginspirasi dan membantu orang lain sehingga tidak takut dan mengakui bahwa mereka memiliki penyakit ini."(*)