Jangan Asal Menolong Korban Kecelakaan, Akibatnya Bisa Lebih Parah
Wednesday, May 31, 2017
Edit

Setiap terjadi kecelakaan lalu lintas, naluri manusia selalu tergerak untuk membantu memberikan pertolongan. Hanya saja orang yang menolong itu tidak semuanya mengerti tentang cara pemberian pertolongan bagi korban.
Akibatnya korban yang semula seharusnya bisa terselamatkan,
ternyata luka yang dialami bisa lebih parah. Dampak itu selain dipicu
ketidakmengertian para penolong, juga disebabkan kepanikan.
Untuk itu ada perlunya memahami tahap-tahapan dalam mengatasi
trauma dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Dokter dan Ahli Bedah RS
Tebet, dr Yesaya Baringin. SpB, FCSI menuturkan, ada tata laksana
pertolongan pertama pada kecelakaan yang harus dipahami bagi penolong.
Jangan Ditarik
Saat
pasien terjatuh dari kendaraan dan tergeletak di jalan, pasien jangan
ditarik. Jangan mengangkat kaki pasien lebih dulu atau jangan mengangkat
badan dan kepalanya terlebih dahulu. Angkat tubuhnya secara keseluruhan
ke lokasi yang lebih aman.
“Saat ditarik, kita tak tahu apakah ada bagian yang patah atau tidak. Misalnya patah di leher kan kita enggak tahu. Apalagi sekarang banyak kecelakaan seiring banyaknya masyarakat yang naik ojek online,” kata Yesaya.
Pastikan Napas Korban
Cek napas korban. Cek korban apakah masih tersadar atau pingsan. “Di luar negeri semua orang rata-rata sudah terlatih bagaimana menolong korban kecelakaan,” ungkapnya.
Jangan Sendiri
Mintalah orang lain untuk membantu. Jangan mengangkat korban sendirian. Panggil 2-3 orang saat mengangkat dan pastikan tubuh korban lurus, angkat keseluruhan. “Kepala harus dipegang dan tubuhnya lurus,” kata Yesaya.
Tubuh Korban Harus Lurus
Tulang pasien jangan digerakkan. Pasangkan kayu di bagian tulang yang diduga patah. Kemudian ikat pakai kasa. “Ikuti anatomi tubuh saja, tubuh harus lurus. Lalu balut pakai kasa, kalau di jalan tak ada kasa, beli di warung tali rafia,’ jelasnya.
Leher
Jika bagian leher tak bisa digerakkan, artinya ada patah di bagian leher. Maka leher korban harus diberikan gips. Jika tak ada, maka ambil koran dilipat tebal, pasangkan pada tubuh korban.
Perdarahan
Jika terjadi perdarahan maka tekan luka dengan kain bersih, atau langkah paling aman adalah ikat di bagian atas luka agar darahnya tak terus mengalir. “Idealnya buka ikatan setiap lima menit, sambil menunggu perjalanan ke rumah sakit,” kata Yesaya. (cr1/JPG)
“Saat ditarik, kita tak tahu apakah ada bagian yang patah atau tidak. Misalnya patah di leher kan kita enggak tahu. Apalagi sekarang banyak kecelakaan seiring banyaknya masyarakat yang naik ojek online,” kata Yesaya.
Pastikan Napas Korban
Cek napas korban. Cek korban apakah masih tersadar atau pingsan. “Di luar negeri semua orang rata-rata sudah terlatih bagaimana menolong korban kecelakaan,” ungkapnya.
Jangan Sendiri
Mintalah orang lain untuk membantu. Jangan mengangkat korban sendirian. Panggil 2-3 orang saat mengangkat dan pastikan tubuh korban lurus, angkat keseluruhan. “Kepala harus dipegang dan tubuhnya lurus,” kata Yesaya.
Tulang pasien jangan digerakkan. Pasangkan kayu di bagian tulang yang diduga patah. Kemudian ikat pakai kasa. “Ikuti anatomi tubuh saja, tubuh harus lurus. Lalu balut pakai kasa, kalau di jalan tak ada kasa, beli di warung tali rafia,’ jelasnya.
Leher
Jika bagian leher tak bisa digerakkan, artinya ada patah di bagian leher. Maka leher korban harus diberikan gips. Jika tak ada, maka ambil koran dilipat tebal, pasangkan pada tubuh korban.
Perdarahan
Jika terjadi perdarahan maka tekan luka dengan kain bersih, atau langkah paling aman adalah ikat di bagian atas luka agar darahnya tak terus mengalir. “Idealnya buka ikatan setiap lima menit, sambil menunggu perjalanan ke rumah sakit,” kata Yesaya. (cr1/JPG)