Jangan Baca Kisah Ini Jika Tidak Ingin Menangis Terharu.!! Kisah Suami Istri Empat Tahun Telah Menikah Yang Belum Di Karuniai Buah Hati
Wednesday, June 7, 2017
Edit
Sudah empat tahun keduanya membina mahgligai rumah tangga. Tetapi
pasangan suami istri itu belum juga dikaruniai buah hati. Mulanya mereka
tidak merasa ada masalah. Namun saat terdengar bisik-bisik tetangga,
sang istri mulai resah. Kok belum punya anak ya mereka. Yang punya
masalah suami atau istri? kalimat-kalimat itu sampai juga di telinga
mereka.
foto : ilustrasi
Akhirnya suami istri itu pergi ke dokter. Mohon bersabar pak, kata
dokter kepada pria itu sambil menyerahkan hasil lab. Istri anda mandul
dan agaknya tidak ada harapan untuk bisa hamil.
"Kalau begitu, jangan sampaikan ini kepada istri saya, Dok". pinta sang suami.
"Maksud Anda?". Dokter pun kaget sambil bertanya
"Saya khawatir itu akan melukai perasaannya. Dokter katakan saja kalau saya yang mandul".
Dokter pun menjawab :
"Tidak bisa begitu. Anda kan tidak ada masalah"
Cukup lama mereka berbincang, hingga pria tersebut berhasil meyakinkan dokter untuk mengatakan sesuai keinginannya.
Entah bagaimana ceritanya, tetangga-tetangga yang dulu bertanya siapa
diantara suami istri itu yang bermasalah akhirnya mendengar bahwa pria
itu mandul. Kabar itu juga sampai kepada kerabat mereka. Kasak-kusuk pun
semakin kencang. Meski demikian, rumah tangga keduanya masih bertahan.
Hingga suatu hari, lima tahun setelah hasil lab itu, wanita itu tak
dapat lagi bersabar.
"Sembilan tahun sudah kita berkeluarga, dan selama itu aku dapat
bersabar. Sampai-sampai para tetangga kasihan melihatku dan mengatakan
'kasihan yang wanita shalihah itu... Ia telah bersabar hidup
bertahun-tahun dengan suaminya yang mandul...' Terus terang, aku ingin
menggendong anak, mengasuh dan membesarkannya. Kini aku tak dapat lagi
memperpanjang kesabaranku. Tolong ceraikan aku agar aku bisa menikah
dengan laki-laki lain dan mendapat anak darinya". kata sang istri kepada
suaminya.
Sang suami dengan sabar mendengar tuntutan itu sambil menasehatinya.
"Ini ujian dari Tuhan sayang Kita perlu bersabar...".
Mendengar nasehat tersebut, emosi istri sedikit mereda.
"Baiklah, aku akan bersabar. Tapi hanya satu tahun. Jika berlalu masa
itu dan kau tidak juga memberiku keturunan, ceraikan saja aku..."
Selang beberapa hari, tiba-tiba wanita itu jatuh sakit. Hasil lab menunjukkan, ia mengalami gagal ginjal.
"Ini semua gara-gara kamu..." kata wanita itu kepada suaminya yang saat itu menungguinya di rumah sakit.
"Aku terus menahan sabar karenamu. Inilah akibatnya. Sudah tidak punya anak, kini aku kehilangan ginjalku...!". sambungnya.
Sang suami tidak menjawab. Ia terus menyabarkan sang istri. Setelah itu,
ia pun mengabari sang istri bahwa beberapa hari ke dapan ia akan
berangkat ke luar negeri.
"Apa? Kau akan pergi ke luar negeri?". kata wanita itu dengan nada tinggi.
"Iya...".
Esok harinya ketika sang suami berpamitan kepadanya. Entah bagaimana
perasaannya, ia yang kini bad rest di rumah sakit harus berjuang sendiri
tanpa suami.
"Ini tugas dinas, Sayang... dan sekaligus aku akan mencari pendonor ginjal buatmu...".
Beberapa hari kemudian, wanita itu mendapatkan kabar gembira bahwa telah
ada seseorang yang mau mendonorkan ginjalnya. Tetapi dokter
merahasiakan namanya.
"Orang itu sungguh baik, Dokter. Ia mendonorkan ginjalnya untukku tanpa
mau diketahui namanya. Sementara suamiku sendiri, ia justru pergi ke
luar negeri, meninggalkanku sendiri...!".
Mata dokter yang mendengar komentar itu berkaca-kaca. Ia tahu persis siapa yang mendonorkan ginjal untuk wanita itu.
Dengan izin Tuhan, operasi berhasil dengan baik. Wanita itu sembuh. Dan
yang lebih menakjubkan, tak lama kemudian ia hamil, lalu melahirkan
seorang bayi yang lucu. Ucapan selamat datang dari kerabat dan tetangga.
Kini bisik-bisik itu telah selesai. Dan kehidupan rumah tangga keduanya
pun normal kembali.
Suatu hari saat sang suami dinas luar, tak sengaja wanita itu menemukan
buku harian suaminya di atas meja. Mungkin karena terburu-buru, sang
suami itu lupa menyimpannya seperti biasa.
Betapa terkejutnya wanita itu membaca halaman demi halaman episode rumah
tangga yang selama ini tak diketahuinya. Bahwa ternyata yang mandul
adalah dirinya. Bahwa pendonor ginjal itu adalah suaminya sendiri. Ia
pun menangis sejadi-jadinya. Hampir pingsan ia menyadari kekeliruannya
selama ini. Ia yang tak tahan dan ingin minta cerai, padahal suaminya
lah manusia paling sabar yang ia temui. Ia kesal dengan suaminya yang
pergi saat ia operasi, padahal suaminya terbaring lemah saat itu demi
menghibahkan satu ginjal untuknya.
Ketika sang suami pulang, wanita itu tak mampu memandang wajahnya. Ia
tertunduk malu. Hampir seratus hari lamanya, ia terus begitu. Malu di
depan pria yang paling dicintainya dan paling berjasa dalam hidupnya.
Semoga bermanfaat...