Suka Berhutang? Ini Bahayanya di Dunia dan di Akhirat!
Thursday, June 8, 2017
Edit
Dalam kehidupan, manusia tidak semua dalam keadaan kuat. Entah kuat dari
segi fisiknya, teguh pendiriannya, kuat dalam ingatan dan kecerdasannya
atau kuat dalam hal perekonomiannya. Untuk urusan perekonomian, hampir
dikatakan sebagian besar manusia itu berhutang, karena untuk mencukupi
kebutuhan kesehariannya,untuk menegakkan usaha, untuk keperluan sekolah,
atau membantu memudahkan banyak urusan lainnya. Bolehkah dalam Islam
berhutang itu? Tentu boleh dengan beberapa syarat dan ketentuan yang
syar’i tentu saja. Namun jika suka berhutang?ini Bahaya di Dunia dan di
Akherat!

Hukum asal berhutang dalam Islam adalah boleh (jaiz), namun kebolehan
ini sebenarya tidak sembarangan begitu saja karena ini menyangkut
hubungan antara manusia dengan manusia lainnya yang berhubungan dengan
harta, jika tidak hati-hati akan menjadikan pertengkaran, permusuhan
bahakan salah satu pemutus tali silaturahmi! Hingga Al Qur’an memberikan
jalan keluar:
“Hai orang-orang yang beriman! Apabila kalian ber-mu’aamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian
menuliskannya.” (QS Al-Baqarah: 282).
Berhutang dalam Islam itu dibenarkan jika memang adalam keadaan darurat,
yang mana dengan hutang itu bisa membantu menyelesaikan masalah
keuangannya. Jadi, jika memang belum berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk mencari rezeki namun sudah dengan mudahnya mencari pinjaman hutang
maka hal tersebut tentu tidak dibenarkan. Apalagi buat orang-orang yang
memang punya hobi atau kebiasaan suka berhutang. Karena jika tidak
hati-hati, kebiasaan ini akan menjeruskan seseorang kejurang keburukan
dan kemudharatan.
Dalam beberapa kisah memang Rasulullah pernah berhutang, namun tidak
menjadikan hal ini menjadi kebiasaan untuknya. Rasulullah berhutang
untuk hal-hal yang pokok saja, seperti berhutang makanan pada orang
Yahudi, dan ia pun punya jaminan untuk membayarnya yakni menggadaikan
baju besinya. Hal ini menunjukkan memang Rasululah adalah pribadi yang
sederhana, tidak memanfaatkan jabatannya sebagai Rasul untuk memperkaya
diri sendiri atau mudah memperoleh fasilitas dari umatnya.
Rasulullah mengajarkan umatnya untuk tidak terjerat hutang, apalagi suka
berhutang. Salah satu doa yang sangat popular dipanjatkan Rasulullah
adalah:
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari azab kubur, dari
fitnah Al-Masiih Ad-Dajjaal dan dari fitnah kehidupan dan fitnah
kematian. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari hal-hal
yang menyebabkan dosa dan dari berhutang“
Untuk itu, jika Anda Suka Berhutang? Ini Bahayanya di Dunia dan di
AKhirat! Karena Rasulullahpun sampai khawatir jika berhutang menjadikan
suatu kebiasaan, dimana seseorang terjerat hutang bukan karena
kebjutuhan pokok yang sangat mendesak pada dirinya, namun sudah pada
tahap, berhutang menjadikannya gaya hidup, semisal berhutang dengan
kartu kredit hanya untuk membeli barang mewah, hingga ia tentu akan
membuat kerugian didunia, dimana hidupnya tidak akan tenang karena
setiap saat harus membayar hutang-hutang itu, belum lagi hubungan dengan
pihak pemberi hutang jadi memburuk, silaturahmi menjadi terganggu.
Belum lagi kerugian
diakherat. Lalu apakah kerugiannya?
1. Dosa tak akan terampuni sampai lunas hutangnya walaupun terbunuh di Jalan Allah
Hal ini diisyaratkan Rasulullah saat ia ditanya oleh salah seorang
sahabat dan diriwayatkan oleh Abu Qatadah, apakah orang yang mati
berjihad akan diampuni dosa-dosanya?
Rasulullah menjawab:
“Ya, dengan syarat engkau sabar, mengharapkan ganjarannya, maju
berperang dan tidak melarikan diri, kecuali hutang. Sesungguhnya Jibril
‘alaihissalam baru memberitahuku hal tersebut” (HR Muslim no.
4880/1885).
Sungguh luarbiasa kerugian orang yang suka berhutang, bahkan bisa
menomorduakan kewajiban muslim atas Allah dalam berjihad sekalipun jika
berhubungan dengan hutang.
2. Tidak akan masuk surga meskipun surplus amalan baik didunia.
Jika Anda mengira telah beramal sangat banyak yang nantinya akan menjadi
tabungan yang akan meringankan diakherat kelak, dan akhirnya akan masuk
surga, maka Anda salah jika masih meninggalkan hutang yang belum sempat
terbayarkan didunia. Maka berhati-hatilah yang hobi berhutang.
“Barang siapa yang mati sedangkan dia berlepas diri dari tiga hal,
yaitu: kesombongan,ghuluul (mencuri harta rampasan perang sebelum
dibagikan) dan hutang, maka dia akan masuk surga. (HR At-Tirmidzi no.
1572, Ibnu Majah no. 2412 dan yang lainnya. Syaikh Al-Albani mengatakan,
“Shahih” di Shahih Sunan Ibni Majah)
3. Memberi pelajaran bagi orang yang suka berhutang: Rasulullah enggan menyalati jenazahnya.
Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiallaahu ‘anhu, dia berkata,
“Dulu kami duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, kemudian didatangkanlah seorang jenazah. Orang-orang yang
membawa jenazah itu pun berkata, ‘Shalatilah dia!’ Beliau pun bertanya,
‘Apakah dia punya hutang?’ Mereka pun menjawab, ‘Tidak.’ Beliau pun
bertanya, ‘Apakah dia meninggalkan harta peninggalan?’ Mereka pun
menjawab, ‘Tidak.’ Kemudian beliau pun menshalatinya. Kemudian
didatangkan lagi jenazah yang lain. Orang-orang yang membawanya pun
berkata, ‘Shalatilah dia!’ Beliau pun bertanya, ‘Apakah dia punya
hutang?’ Mereka pun menjawab, ‘Ya.’ Beliau pun bertanya, ‘Apakah dia
meninggalkan harta peninggalan?’ Mereka pun menjawab, ‘Ada tiga dinar.’
Kemudian beliau pun menshalatinya.Kemudian didatangkanlah jenazah yang
ketiga. Orang-orang yang membawanya pun berkata, ‘Shalatilah dia!’
Beliau pun bertanya, ‘Apakah dia meninggalkan harta peninggalan?’ Mereka
pun menjawab, ‘Tidak.’Beliau pun bertanya, ‘Apakah dia punya hutang?’
Mereka pun menjawab, ‘Ada tiga dinar.’ Beliau pun berkata, ‘Shalatlah
kalian kepada sahabat kalian!Kemudian Abu Qatadah pun berkata,
‘Shalatilah dia! Ya Rasulullah! Hutangnya menjadi tanggung jawabku.’
Kemudian beliau pun menshalatinya.” (HR Al-Bukhaari no. 2289)
Poin ketiga ini memang menunjukkan bagaimana Rasulullah sangat
berhati-hati dalam kehidupan. Banyak orang tidak menyadari jika hutang
itu bukan sekedar hubungan muamalah, namun ternyata menyangkut banyak
hal. Salah satunya jika hutang tidak segera dilunasi atau dilupakan
untuk melunasinya, maka Jenazah tersebut memang dibolehkan untuk tidak
disholati! Berhati-hatilah orang yang suka berhutang? Ini bahaya dunia
dan akherat! Naudzubillah