WAJIB BACA !!! Waspada Virus Baru yang Rusak Otak Bayi, Ini Cirinya ((JANGAN LUPA SHARE BIAR MENEBAR MANFAAT))
Wednesday, June 7, 2017
Edit
Sebuah penelitian di Australia mendapat hasil mengejutkan. Para peneliti
menyebut virus baru, parechovirus, telah menjangkiti 80 bayi di
Australia. Bahayanya, virus ini disebut bisa menyebabkan kerusakan otak
dan keterlambatan pertumbuhan.
Penelitian itu disampaikan dalam Pertemuan Sains Tahunan Kelompok Ahli
Penyakit Menular Australasian (ASID). Dalam pemaparannya, para ilmuwan
menyebut separuh bayi yang terkenaparechovirus pada tahun 2013 dan 2014
mengalami kelambatan pertumbuhan 12 bulan kemudian.
Presiden ASID Professor, Cheryl Jones, mengatakan parechovirus merupakan
virus baru. Menurut dia, banyak dokter yang belum mengetahui tentang
virus ini.
“Penelitian ini akan membantu kita untuk memahami konsekuensi jangka
panjang dari infeksi tersebut dan hasilnya mengkhawatirkan,” ujar Jones,
dikutip Dream dari ABC Radio Australia, Jumat 22 April 2016.
Parechovirus disebarkan dari orang ke orang melalui kontak langsung
dengan ludah, bersin, dan kotoran. Saat ini, belum ada penanganan khusus
yang bisa diberikan dan belum ada vaksin yang tersedia.
Peneliti dari University of Sydney dan Rumah Sakit Anak-anak Westmead di
Sydney sudah meneliti 80 bayi yang terkena Parechovirus Tipe 3 pada
tahun 2013 dan 2014.
Kebanyakan bayi itu harus dirawat di unit gawat darurat dengan gejala, antara lain, gerakan tubuh tidak terkontrol dan ayan.
Setahun kemudian, para dokter menemukan separuh dari anak-anak tersebut
mengalami kelambatan pertumbuhan, termasuk kemampuan berbicara dan
'menyelesaikan masalah'. Hampir 20 persen di antara mereka mengalami
masalah otak yang serius.
Para dokter di Australia mengatakan, penelitian tersebut menunjukkan dampak serius virus baru ini terhadap kesehatan.
"Penelitian menunjukkkan bahwa virus ini bukan virus biasa yang bisa
dilawan oleh bayi-bayi yang terkena dan perkembangan mereka harus
diikuti kemudian,” tambah Jones.
Menurut Departemen Kesehatan New South Wales, virus ini tidak
menunjukkan gejala sama sekali. Namun ketika seseorang terinfeksi, yang
muncul adalah diare ringan atau infeksi saluran pernafasan.
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Australia pada akhir tahun
2013, dengan wabah terbesar terjadi di Sydney. Kalangan medis
menyebutkan, siapa saja bisa terkena parechovirus, namun bayi
kemungkinan mengalami dampak lebih serius.
Menurut Jones, hasil penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya dokter
tetap waspada mengenai munculnya penyakit menular yang baru.
“Juga perlunya kita mengembangkan cara untuk menangkalnya, dan meski ini
tidak akan menjadi epidemi global, besar kemungkinan hal ini masih akan
terjadi lagi di Australia,” tutur Jones. (Ism)
sumber : .dream.co.id