PENTINGNYA ILMU BERSANAD SEBAGAI JIDAL
Tuesday, May 16, 2017
Edit
Renungan sebuah nasehat untuk selalu. Diingat.
Bismillahirokhmanirokhim
Selama kita tidak merenungkan nasehatdari seseorang maka kita tidak akan pernah bisa meresapi bait bait pesan yangdisampaikan.
selama kita tidak menyimak dengan benar,teliti,memikirkannya dengan hati yangjernih maka kita tidak akan bisa mengerti maksud maksud yang disampaikan orangorang yang berilmu.para ahli.ulama ulama yang credible.
Kita ambil contoh sederhana.. ketika seorang anak diajarkan ilmu fisika,kimiadan matematikan yang demikian rumit,dan sepanjang dirinya tidak focus,menyimakdengan sungguh sungguh maka ia tidakakan dapat menyerap pelajaran dengan benar .jika sudah demikian..dipastikan iatidak akan pernah paham dan tidak pula menjadi seorang murid yang cerdas danpandainya hanya mencontek kecerdasan orang lain.
Jika kita
kembalikan pada persoalan agama yang lebih banyak mengajarkankeyakinan
ketimbang perhitungan matematika maka jika seorang yang mengakudirinya
islam dan tidak focus serta tidak menyimak dengan sungguh sungguh
makaapa yang ia pahami hanyalah sebatas kulit luar dan belum menyentuh
padapersoalan yang lebih dalam.pandainya hanya mencontek .Mottonya “yang penting beres dan ada jawaban”. ia tidak paham isinya sesungguhnya yang iacontek yang penting dikatakan betul oleh orang lain padahal ia bodoh.
Orang semacam ini mengukur kebenaran hanya sebatas apa yang ia pahami secaraumum sebagaimana seorang anak sekolah hanya paham beberapa bagian ilmu matematika,kimiadan fisika namun tidak banyak.seoarang guru akan mengukur dirinya dengan nilaidibawah angka 6.
nah bagaimana bisa dikatakan orang islam yang cerdas jika hanya paham kulitluarnya saja sementara ajaran islam ituluas dan banyak jika di tela`ah satu persatu ??
kita jangan merasa kemampuan yang kitamiliki sudah benar semuanya.masih banyak hal yang kita tidak tahu dan masihperlu bimbingan.dan seorang ulama besarpun bahkan masih menganggap ilmunyabelum seberapa padahal secara umum ia diatas rata rata orang kebanyakan.dantentu adalah lucu jika kita orang orang awam sudah merasa sebagai ahlinya padahal pengetahuan hanyabaru standar standar saja.
Pernahkah anda berfikir demikian ???
Maka dengarkanlah,perhatikanlah,simaklah dengan baik baik penjelasan ulamaulama bersanad dan ahlinya yang paham karna bisa jadi pada titik itu kitasesungguhnya belum sampaipengetahuannya.
dan seharusnya kita orang awam banyak banyak berterimakasih karna masih adaorang lain yang sesungguhnya memperhatikan kita dan mengajarkan apa yang kita belum tahu atau hanya baru tahusecara umum saja.
Soal berdebat ilmu pengetahuan :satu hal lagi .debat ituterkadang terpuji dan terkadang tercela; terkadang membawa mafsadat (kerusakan) dan terkadang membawa mashlahat (kebaikan); terkadang merupakan sesuatu yang haq danterkadang merupakan sesuatu yang bathil.”kita harus cerdas dan cermatmembedakannya.
Jidal (adu hujjah) adalah masalah yang hukumnya belum pasti; dan untukmenentukan hukum tentang masalah ini, tergantung kepada kondisi yang ada.Sedangkan debat yang sesuai dengan syari’at, maka hukumnya terkadang wajib dan terkadang mustahab
yang tercela menurut kacamata syar’i adalah sesuatu yang dicela oleh Allah danRasul-Nya, seperti debat dalam rangka membenarkan yang bathil dan debat kusir(tanpa ilmu) dan mendiskusikan sebuah kebenaran yang jelas dan gamblang (seperti hukum wajibnyashalat dan lain-lain).
larangan para salaf dalam berdebat adalah yang dilakukan oleh orang yang tidakmemenuhi syarat untuk melakukan perdebatan (kurang ilmu dan lain-lain) atauperdebatan yang tidak mendatangkan kemaslahatan yang pasti; berdebat denganorang yang tidak menginginkan kebenaran, serta berdebat untuk saling unjukkebolehan dan saling mengalahkan yang berujung dengan ujub (bangga diri) dan kesombongan.
Adapun debat yang sesuai syari’at (dalam rangka mendakwahi orang-orang jahil,atau dalam rangka sama-sama mencari kebenaran) adalah yang diperintahkan Allahseperti dalam firman-Nya,
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baikdan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. an-Nahl:125)
…dan ayat-ayat lain yang semisalnya. Bahkan justru merupakan sesuatu yang wajib atau mustahab (yang dianjurkan).Jidal (adu hujjah) seperti ini tidaklah dilarang dan tidak dicela oleh syari’at yang mana satu sama lain dalam dialogmengedepankan adab dan akhlak ketika Jidal.
kita harus mencermati hal ini agar tidak keliru dan ingat para ulama terdahulujuga berdebat namun dengan tindakan dan cara yang baik serta di dukung pengetahuanyang cukup sebagai hujah ,bukan debat kusir sebagimana orang awam yang kusebutsebelumnya, baru paham kulitnya saja namun merasa ahlinya.baru memahmisebagian kecil ilmu ilmu syar`I namunngotot merasa pendapatnya benar padahal terkadang yang dikemukakan orang lainitu justru suatu yang baru kita ketahui.(alias selama ini tdak tahu dalilnyakecuali yang itu itu saja)orang terkadang lupa jika tidak semua dalil dipahami semua .maka adalahlayak kita mencermati dalil hujjah orang lain karna mungkin pada titik itu kitabelum tahu apa apa atau belum sampai menguasainya.
ingatah..ada orang menguasai imu ilmu figh namun belum tentu ia paham ilmuakidah. Ada orang yang paham ilmu akidah namun belum tentu paham semua ilmufigh.ada orang yang paham keduanya namun belum tentu ia paham sejarahnya.adaorang yang paham ketiganya namun belum tentu ia menguasai kaidahbahasa-nya.maka janganlah merasa kita sudah ahlinya padahal dlm ilmu lain kitaterkadang masih Awam bahkan tidak tahu apa apa.
Ingatlah ketika kita belum memenuhi Syaratmujtahid, ahli ijtihad maka kewajiban kita adalah belajar lebih banyak lagidengan ulama.ahli ahlinya dimana hukum sanad adalah penting agar tidak salahmendapatkan pengetahuan yang benar.ketika kita mengambil sumber pengetehuan dari para ulama tanpasanad maka kita terjerumus pada pengetahuan akal sang ulama itu sendiri bukan merujuk pada pendapat aslinya ulamaterdahulu.dan ini berbahaya karna padaakhirnya kita hanya mendapatkan ilmu dari pendapat ulama begini yang mengadaadakan pendapat yang bukan merujuk pada pendapat aslinya ulama tsiqohsebelumnya.
(kita ambil contoh dari kaum pengikutwahabi salafi,kaum khawrij dahulu,ahmadiyah,LDII atau sekte sekte sempalansebagai renungan dimana pengikutnya pada akhirnya mendapatkan ilmu pengetahuandari ulama tanpa sanad yang berujung pada kekuatan akal sendiri menentukansebuah kebenaran dan tidak lagi merujuk pada naskah aslinya pendapat salaf,tabiin dan tabiun.orangyang belajar dengan ulama ini hanya akan menganggapbenar pendapat ulama yang mengajarinya bukan lagi mengukur kebenaran denganpendapat kebanyakan ahli ulama secara luas dan banyak diikuti umat muslimumumnya)
Maka sebaiknya mari kita belajar dengan Mujtahid yang memenuhi memiliki syarat:
Syaratpertama, memiliki pengetahuan sebagai berikut:
1. Memilikipengetahuan tentang Al Qur’an dan berbagai kajian ilmu tafsirnya(bukan menafsirkan dengan akal sendiri)
2. Memilikipengetahuan tentang Sunnah dan segala disiplin ilmu pendukungnya termasuk pahampendapat pendapat aslinya para ulama terdahulu.(salaf,tabiin.tabiun dagenerasinya yang terkait sanad)
3, Memiliki pengetahuan tentang masalah Ijma’ sebelumnya.
Syarat kedua,memiliki pengetahuan tentang ushul fikih dari sumber yang kuat seperti ilmuhadits yang dalam ketetapan maksud maksudnya dijelaskan secara berkesinabunganmulai dari generasi awal hingga sekarang dan tidak ada perubahan untuk itukarna terkait sanad ilmu berantai.disinilah disebut ilmu ini murni sesuaiaslinya bukan telah di takhiskan oleh ulama ulama yang sama sekali tak punyasanad)
Syarat ketiga,Menguasai ilmu bahasa.(nahwu,shorof dan sejenisnya) yang diajarkan secara spesifik sehinggapaham dan tidak keliru mengartikanmaksud maksud dalam hadits dan quran.sekali lagi pedoman rujukan asli pendapatsahabat,tabiin dan tabiun dalam naskah aslinya adalah penting.jadi bukanberdasarkan pendapat,pendapat,alasan alasan akal ulama yang tidak merujukdengan jalan sanad sebagai hujjah.karna jika tidak ulama model ini bisa mengada adakan maksudsendiri padahal bisa jadi maksud sesungguhnya dari ulama terdahulu bukandemikian.
Pahamilah,Sungguh telah terfitnah dan menjadipenyebar fitnah banyak dari generasi muda sekarang ini dengan penyakit sukaberdebat kusir atau berbantah-bantahan. Mereka menyangka bahwa orang yangbanyak bicara dan berdebat dalam masalah agama adalah lebih alim dari orangyang tidak banyak bicara dan berdebat. Hal ini sungguh pemikiran yangdangkal karena komentar-komentargenerasi tabi’in lebih banyak dari pada komentar para sahabat, padahal parasahabat lebih alim dari tabi’in; dan begitu pula komentar-komentar generasitabiut tabi’in lebih banyak dari generasi tabi’in, padahal generasi tabi’inlebih alim dari generasi tabiut tabi’in.
Banyaknya ilmu itu tidak bisa diukur dengan banyaknya komentar dan riwayat,bukandiukur dengan akibat ia mendapatkan gelar S.AG. LC atau sejenisnya .ulamaterdahulu tidak perlu gelar untuk disebut ahli.banyak lulusan sarjana disegalabidang bahkan pengetahuannya standar standar saja dan hanya untuk mendukung usaha dunia semisal mudah bersaingcari pekerjaan dengan gelar sebagai syarat artinya kita jangan mudahterpengaruh hanya karna melihat orang punya gelar yang belum tentu dimasakuliahnya mendapat Rangking tertinggi cumlaude dan jenius dibidangnya.
Jika anda orang kuliahan cobalah koreksidiri letak keahlian anda.apakah sangat menguasai segala pengetahuan ?? apakah dengan modalpandai bicara dikatakan ahli ?? Renungkanlah.
seorang Einstein yang ahli teori relativitas justru tidak pandaipidato..seorang thomas alva Edison justru tidak pandai berdebat padahal ia ahlidengan pengetahuannya.seorang Ibnu Sina justru tidak pandai pengemukkan analisanya padahal ia ahli dalam perhitungnyan.seoarang Aljabarjustru tidak tahu mengemukakananalasinya secara gamblang padahal ia ahlinya metematika.banyak contoh contohlain bahwa gelar bukan ukuran untuk disebut ahli.orang terdahulu justru banyak mendapatkan penghargaan sesudah iamasuk ketegori ahli !! sekali lagiseorang ahli ulama bukan diukur pandainya dan banyaknya ia bicara atau gelar yang ia sandang.
Sesungguhnya ilmu itu merupakan cahayayang terpendam di hati. Dengan ilmu itu seseorang dapat memahami hakekat kebenaran dan dapat membedakan antara yang haqdan yang bathil dan kemudian dengan ilmunya dia bisa mengungkapkan secararingkas dan mudah difahami dan ia berikan pengetehuannya untuk kebaikanumat.ungkapan ringkas orang semacam ini mudah namun sesungguhnya punya bobotdan maknanya sangat luas.dan kita tidak bisa menjawabnya dengan caraspontanitas karna justru menunjukkanketidak mampuan kita memahami maksud yang ia sampaikan sesungguhnya.jika dengancara ringkas saja kta tidak bisa menangkap pesannya bagaimana mungkin kitapaham jika ia sampaikan dengan amat spesifik dan rumit ??? jika kita menelaa`hal yang rumit saja tidak nalar bagimana bisa memahami maksud yang disampaikandengan sederhana sebagai ringkasannya yang justru sebenarnya maknanya luas ?
artinya jelas jangan setengah setengah jika memang mau belajar.karna suatuperkara yang terlihat mudah bisa menjadi demikian rumit akibat ilmu pengatahuankita belum sampai kearah itu.
Rasulullah sendiri adalah orang yang diberikan oleh Allah, jawaami’ul kalim(ucapan-ucapan ringkas dan padat) dan berkata dengan perkataan yang pendek.Oleh karenanya terdapat larangan dari Rasulullah agar jangan banyak bicara danjangan menyibukkan diri dengan qila wa qola yakni tidak menyebarkan berita yangbelum pasti dan tidak berguna jika belum benar benar memahaminya dengan sungguhsungguh semisal perkara bid`ah(biasa dipersoalkan wahabi salafi.pen) yang sesungguhnya tidak cukup denganmodal satu atau dua dalil dasar yangkemudian di tela`ah dengan akal pribadi dengan segala contoh akal pribadi pula bukannya pendapat ulamacredible,bersanad dan terpercaya. Padahal masalah ini banyak sekali dalil dan pendapat para ulama terdahulu .iniyang terkadang muncul argument tanpa nash yang jelas atau debat kusir
Sesungguhnya secara syar`i adalah wajibbagi kita orang awam untuk lebih banyak belajar lebih dahulu dengan cara yangsungguh sungguh dari orang orang atau ulama yang memahaminya.Untukitu..perhatikanlah nasehat orang lain dengan menyimaknya baik baik bukanmemahaminya dengan hanya sepintas lalu.dan sekali lagi aku katakan..Ilmu agamaitu luas dan jangan merasa cukup dengan yang kita pahami sebagai landasan debatkusir yang sama sekali tidak ada manpaatnya karna sesungguhnya kebanyakan debatkusir hanya dilakukan oleh insan insanyang mempersoalkan suatu masalah namun ia tidak cukup mengetahui dalil hujahnya dengan pemahaman yang benar.Typebegini sering ngotot sudah benar padahal ia hanya paham itu saja dan belum pulamenyentuh semua dalil lainnya.
ingatlah terkadang setiap umat muslim menjalankan syariat agama tentu punyadasar hanya saja kita tidak tahu atau cahaya yang diletakkan oleh Allah pada hati kita belum sampai.maka itu janganlahukur kebenaran diri dengan apa yang belum sepenuhnya kita ketahui karna bisajadi syariat yang diamalkan orang lainjustru didasari pengatahuan yang cukup dari apa yang kita pahami selam ini.makakuncinya belajar lagi lebih focus dansungguh sungguh itu lebih baik sebelum mengatakan orang lain salah kecualimemang sudah jelas dan di dukung dengan pendapat ulama mu`tabar yang ilmunyatidak diragukan semisal ulama salaf,tabiin,tabiun dan ulama ulama yang sanadnyaterhubung dengan jelas bukannya ulama yang belum masuk ahli ijtihad atau tarafmustahij.
-Imam Malik t berkata, “Ilmu itu sesungguhnya bukan dengan sekadar banyakmenghafal riwayat, namun ilmu adalah cahaya yang diletakkan oleh Allah pada hati seorang hamba.” (Tafsir IbnuKatsir, 3/555)
AbuHayyan at-Taimi berkata, “Ulama itu ada tiga:
(1) seorang yang berilmu tentang Allah dan tentang perintah Allah ,
(2) seorang yang berilmu tentang Allah , namun tidak berilmu tentang perintahAllah , dan
(3) seorang yang berilmu tentang perintah Allah , namun tidak berilmu tentangAllah .
Maksudbeliau kalau boleh kujelaskan adalah begini :
Yang berilmu tentang Allah danperintah-Nya, dialah yang takut kepada Allah, sekaligus mengerti tentangsunnah-Nya, batasan-batasan-Nya, dan apa-apa yang diwajibkan-Nya.
Adapunyang berilmu tentang Allah , namun tidak berilmu tentang perintah Allah , diaadalah orang yang takut kepada Allahl, namun tidak mengerti tentang sunnah-Nya,batasan-batasan-Nya, dan apa-apa yang diwajibkan-Nya.
Sementaraitu, yang berilmu tentang perintah Allah , namun tidak berilmu tentang Allah ,adalah orang yang mengerti sunnah-Nya, batasan-batasan-Nya, dan apa-apa yangdiwajibkan-Nya, namun dia tidak takut kepada-Nya.” ( silahkan simak Jami’Bayani Ilmi wa Fadhlihi, Ibnu Abdil Barr, 2/47 untuk lebih jelas)
orangberakal tapi tak berilmu dengan ajaran yang benar maka sesungguhnya.. ia belum berakal sehat.
org yang kelewat byk akal belum tentu ilmunya sebenarnya cukup karna logikalebih utama ketimbang ilmu. Artinya org yang berilmu dgn akal sebagai tuntunansemata.maka ia cuma memiliki dalil akal.
ingat,Atheis anti agama pun cukup dengan akal jika hanyadengan logika semata namun belum tentu paham hakekat ilmu agama . Atheis dankaum kafir cukup berbantahan dengan akal sebagai dalil kebenaran dan ingatlahjanganlah kita berlaku seperti sikapkaum kaum kafir tidak tahu hukum agama sesungguhnya namun ngotot merasa benar hanya dengan modal akalyang terlintas dipikirannya.kaum yangkatanya berakal ini jelas tidak menggunakan akalnya dengan cara sehat dan masukakal sehingga sesungguhnya dialah yang kurang berakal namun PEDE-nyauntuk tetap ngeminter.tanyalah pada dirisendiri apakah kita masuk kategori ini ?? jika iya maka banyak banyaklahIstighfar.
Org yang sesunggunya berakal dgnilmu yang cukup sebagai tuntunan maka barulah disebut ia org yang berakal danberilmu.Dan dalam agama..jadikan ilmu mengendalikan akal dan hawa nafsu..bukan hawa nafsu dan akal mengendalikan ilmu lebih lebih ilmuyang masih dangkal karna akan muncul debat kusir.
contoh : ada orang mempelajari ilmutertentu misalnya pandai rakit BOM namun dengan akal dan hawa nafsunya iakemudian menggunakan Ilmunya untuk menghancurkan gedung membunuh orang.
contoh lain ada seorang yang mempelariilmu pengatahuan tentang bid`ah,syrik dan perkara kafir dari sumber ulama yang tidak credible.ia tidak pulamengkaji dan analisa pendapat ulama macam ini. Nah Orang semacam ini boleh juga disebut berilmu namun denganilmunya yang ia dapat dengan pemahaman yang salah maka dengan nafsunya pulatanpa sadar ikut aktip menyesatkan umat menyalahkan amal ibadah orang lainpadahal belum ahlinya karna sumbernya tidak ia teliti habis habisan sebelummengemukakan ulang pada orang lain.
Disinilah ia disebut insan yang tidakmampu mengendalikan ilmunya yang belum seberapa namun pada akhirnya dengan hawanafsunya sudah merasa ilmunya cukup dan merendahkan ibadah orang lain bahkan mengajakorang mengikuti pemahammnya yang masih dangkal itu.ini sama dengan mengajakorang salah jalan.menjerumuskan umat dengan paham yang keliru dengan modalpengetahuan yang belum semuanya ia gali.Na`uzibillah.
Jika kita bertemu dengan orang semacam ini maka sebaiknya kita harus tetapcermat dan teliti sebelum mengatakan “sukron akhi/uhkti atas pencintrongannya,yang sungguh ilmu yang bermanpaat” karnajika menela`ahnya dengan akal sendiri pula sebagai ukuran benarnya maka kitapunsesungguhnya masuk perangkap kekeliruan akibat tidak belajar dengan benar danitu artinya tanpa disadari kita mudah tertipu karna kebodohan kita sendiri.
Banyak memang kaula muda tertipu tapi tidak sadar jika diajarkan pemahaman yang salah.
Kaula muda inilah yan banyak menyebarkan pengetahuan dangkal orang itu padahal pendapatnyaitu kadang masih cacat sumber yang tidak diteliti ulang kaula muda jenisini.Siapa yang salah ??
“sudah bodoh ditipu namun membodohiorang, sudah diajarkan salah mengajarkan hal yang salah pada orang.ini samaartinya sudah kena fitnah namun memfitnah orang dan juga penerus ajaran yang salah”
kaula muda seperti ini jauh lebih berbahaya karna jika sudah salah jalansulit tobatnya.ia akan ikut ikutan ngotot bahwa dirinya benarpadahal sumbernya dari orang yang juga salah jalan dan belum valid pulasumbernya aslinya karna memang ia tidak menggali semuanya kecuali dari ulamayang ternyata juga cacat bahkan tidak punya sanad ilmu yang jelas..
KRONOLIGINYA kuberi contoh sebagai berikut agar lebih mudah :
A belajar dari B yang masih dangkalilmunya.
B belajar Ilmu dari C yang belum menguasai bidang pengetahuannya.
si C belajar dari D yang pemahamnnya tidak mengikuti petunjuk para ulama mu`tabar. sekalipun ia ngaku ustadzatau ustadzah
D belajar dari E sang ulama yang cacatdan menuai masalah bahkan banyak bertentangan dengan kebanyakan ulama. Mu`tabardan merasa dirinya sudah mujtahid.
E.mendapatkan pengatahuan menurut hasil ijtihadnya sendiri bahkan tidak samapendapatnya dengan para ulama terdahulu dalam konteks aslinya.(pendapatsahabat.tabiin sab tabiun yang valid)
Atau untuk jelasnya SANAD PENGETAHUANNYA TERPUTUS PADA TINGKAT INI lebih lebihia tidak berguru pula dengan ulama sebelumnya atau jika berguru.pendapatgurunya ia tentang padahal gurunya punyasanad ilmu yang jelas.disini ia tidak menjaga sanad dan memutuskan hukum sanad terhadap gurunya danmemilih pendapat sendiri (tidak menjaga amanah ilmu dari gurunya jika berguru)sehingga pandapatnya tentu tidak lagi sama dengan ulama ulama ulama besar jauhsebelumnya (Atsar sahabat,tabiin dan tabiun yang aslinya ).disini ia merasasudah sangat ahli ijtihad padahal banyak bertentangan.
Maka hasilnya.. adalah A.B.C.D. dan E ,pengetahuannya kacau dan keliru dansemuanya jadi tak punya sanad ilmu dantanpa sadar membuat syariat ajaran baru.(ahlul bid`ah dlololah /sesat karnasumbernya bukan lagi sumber ulama credible dalam semua hujjah)
ini awal menjadikan kelompok dengan paham yang tidakSAHIH.dan inilah pula contoh rangkaian terciptanya sebuah SEKTE/FIRQOH pemecah umat tanpa sanad ilmu diawal permulaanya yang tentu saja Tidak bisa dijadikanRUJUKAN pendapat pendapatnya sebagaipedoman kita menjalankan perintah Allah.
Terkait rangkain terciptanyasekte/firgooh yang kusebut diatas..Nabi saw bersabda:"Sesungguhnya akan keluar dari "orang ini/kaum khawrij" satukaum (kaum berikutnya.pen) yang membaca kitabullah (al qur'an) dengan mudah,namun tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama bagaikananak panah yang meleset dari sasarannya (keliru paham dan sulit taubatnya).(HR. Muslim : 2500)
Beliau saw juga bersabda :"Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai)membaca Al qur'an namun bacaan mereka tidak melewati kerongkongannya. Setiapkali muncul sekelompok dari mereka "PASTI TERTUMPAS".
Dalam satu riwayat Ibnu Umar ra, berkata :"Saya mendengar Rasulullah sawmengulang kalimat "setiap kali muncul sekelompok dari mereka pasti tertumpas"lebih dari 20 kali. Hingga Beliau saw bersabda :"Sampai muncul Dajjal dalam barisan mereka." (HR. Ibnu Majah).
Bandingkandengan al jama`ah ( aswaja/sunni/aswdul adzom ) yang pahamnya menyepakati langsung dari pendapat para imam madzab yang kesemuanya generasi awal dan utama ( mereka ulama besar tabiin dan tabiun setelah sahabat).dan pahamatau pendapat para generasi utama ini disampaikan secara berangkai pula hinggasekarang dengan tetap menjaga tingkat originalnya(Amanah Ilmu).maka itulahpentingnya bersanad ilmu agar tetap sebagaimana aslinya dan tentu para ulamayang dipandang tsiqoh,tidak cacat ahklak dan berani bertanggung jawab dihadapan Allah dalam menjaga sanad ilmu darigenerasi sebelumnya.
Ulama ulama inilah yang menjadipanutan al jama`ah (aswaja/sunni/aswadul adzom) dengan berguru secara langsung pada mereka.dan sudah barangtentu pula para ulamanya banyak sekali dan saling sepakat satu sama lain(ijma).jadi tidak mengandalkan segelintir ulama seperti seperti sekte/firgohnamun secara luas semua ulama besaraswadul adzom/mayoritas yang menjalin satu kesepakatan atau satu suara dengan pandapat yang sama pula karna satusama lain terhubung sanad walaupun ia berada di semua Negara belahan dunia.(ijma).
maka tidak heran jika ahlussunnah wal`jama`ah atau aswaja atau sunni adalah jumlah paling mayoritas(terbanyak pengikutnya dari semua pemeluk islamkarna satu paham khususnya ilmu akidah. Dan para ulamanya tersebar di semuatempat diseluruh dunia dan jumlahnya jutaan ulama yang rata rata ahlidibidangnya.dan diteruskan oleh murid murid yang juga berani bertanggung jawab dan amanah dalam hal sanad ilmumereka. Maka sudah barang tentu berapapunbanyaknya sekte/firgoh yang muncul tidak akan berpengaruh atas kebesaranaswadul adzom/aswaja atau pengikut mayoritas dan itu dibuktikan berabad abadsampai sekarang .Subhanallah,Allahuakbar !! janji Allah dan Rasulullahbenar adanya.
sesungguhnya menurut Ulama besar Al-Allamah asy-Syinqithi , “Telah dimaklumibahwa para nabi r dan para sahabatnya adalah orang yang berilmu tentangAllah dan paling mengetahui tentanghak-hak dan sifat-sifat-Nya, serta pengagungan yang menjadi hak Allah.Bersamaan dengan itu, mereka menjadi hamba yang paling banyak ibadahnya kepadaAllah l dan yang paling takut serta berharap mendapat rahmat-Nya.” (AdhwaulBayan, 2/325)
Tumbuhnyarasa khasy-yatullah dalam diri seorang hamba akan memberikan pengaruh padakeimanan dan amalannya. Di antara pengaruh tersebut adalah:
1. Ia akansemakin giat menjalankan ibadah dengan penuh rasa takut dan berharap.
2. Ia akan meninggalkan kemaksiatan baik di keramaian maupun saat sendirian.(dalamabad modern ini,dunia internet atau real baginya sama saja,Tuhan tidak lalaidengan maksiat atau berbohong walau hanya seujung kuku,jika diFB atau twitternama palsu.fhoto palsu.akun palsu tidak lepas dari pangawasanNya dan orangtakut maksiat dan takut Allah tentu akansangat hati hati.pen )
3. Senantiasa mengingat Allahl dengan berzikir, membaca al-Qur’an, dan yangsemisalnya.
4. Tidak memasukkan ke dalam perutnya sesuatu yang diharamkan oleh Allah.
5. Merasa yakin dengan apa yang dijanjikan oleh Allah l berupa kenikmatan bagiorang yang bertakwa dan siksaan bagi yang durhaka.
6. Tidak berkata tanpa ilmu yang jelas sumber aslinya dalam urusan agama karna jika salahsesungguhnya menjerumuskan dirinya sendri kedalam neraka dan ia tidakmenyadarinya.karna jika ia lalai maka ia bisa memfintah orang dengan hanya bermodaldangkalnya ilmunya yang ia dapat dari orang lain yang juga bukan ahlinya.
7.Amanah dalam setiap titipan Allah baik berupa harta,kedudukan dan keluarga
8. Berlaku zuhud,qona`ah , tawadhu, tawakkal dalam setiap persoalan yang diujiAllah atas dirinya
9.tidak mencela amal ibadah orang lainkecuali hanya bermaksud meluruskan apa yang keliru dan tentunya denganpengetahuan yang cukup.(point.6 dan rangkaian uraian sebelumnya)
Belajarlahdengan Sanad
tujuan sanad pada awalnya untukmemastikan kesahihan riwayat, namun ilmu sanadkemudiannya berkembang sama seperti ilmu-ilmu islam yang lain, sehingga iamenjadi suatu seni yang tersendiri.
Periwayatan secara bersanad diteruskan kerana ia adalah satu kemuliaan dankeistimewaan yang dapat dilihat dari sudut-sudut berikut;
1.merupakan pertalian yang bersambung-sambung sampai kepada rasulullah saw( وكفى في الاتصال بالحبيب شرفاً(.
2.merupakaniqtida’(tauladan) terhadap para salafus-soleh dalam tradisi belajardan mengajar( إنّ التشبه بالكرام فلاح(.
3.merupakan satu jati diri dan ikatan ilmu yang hanya dimiliki oleh umat islam,maka ia adalah satu kebanggaan buat mereka( الإسنادمن الدين(.
4.merupakan satu usaha berterusan memelihara persambungan sanad hingga ke harikiamat( إن الأسانيد أنساب الكتب(.
5.merupakan satu rahmat dan barakah( عندذكر الصالحين تنزل الرحمة ).
berkata Imam Syafii :“Orang yang belajar ilmutanpa sanad guru bagaikan orangyang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakaryang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” (Faidhul Qadir juz 1 hal433)
artinya orang semacam ini bisa saja berilmu namun ilmu yang ia dapat darisumber yang tidak valid,terputus sanad.dan ia tidak tahu jika itu pengatahuan itu salah namun menganggap apayang ia pahami adalah benar.ia tidak tahu ular berbisa yang suatu ketikameracuninya.
Berkata pulaImam Atsauri : “Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak
punya senjata maka dengan apa kau akan berperang?”,
artinya ketika sesorang memahmi agamadengan hanya outodidak,belajar dengan para ulama yang juga tidak punyasanad,maka apapun yang ia kemukakan kebanyakan akan menimbulkan pertentangandengan pengetahuan yang lain yang juga punya sumber yang sama (hadits danquran).jika sudah begini apakah yang akan kita andalkan untuk berperang (jidal)jika pendapat kita sendiri berbenturan dengan dalil lain yang juga sahih ??
berkata pulaImam Ibnul Mubarak : “Pelajar ilmu yang tak punya sanad bagaikan penaik atapnamun tak punya tangganya, sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad”(Faidhul Qadir juz 1 hal 433).
Artinya ketika kita tidakmemiliki sumber pedoman yang jelas dari para ulama credible yang terpercaya(bersanad ilmu yang jelas) maka ibarat kita menaiki sebuah atap gedung takpunya tangga atau tempat naik maka dengan cara apa kita bisa naik ??katakanlahitu bisa namun sudah jelas jalannya akan sangat sulit dan berbahaya.
ini bisa juga dicontohkan ketika ada orang mengajukan pendapat yang jelas dandalil yang kuat maka dengan apa kita membantahnya kecuali mengemukakan alasanyang kabur dan bahkan jadi mengada ada dengan akal sendiri karna tak punyapegangan ( ibarat tak punya tangga buat naik.bingung mau naik dengan caraapa dan sama artinya bingung mau jawab apa selain berkatakata dengan alasan akal pribadi yang nilai sahihnya dipertanyakan)
Pengajian secara bersanad terbagi beberapa kategori, iaitu:talaqqi secarabersanad bagi qiraat (bacaan) al-quran.talaqqi secara bersanad bagi kitab-kitabhadith muktamad, seperti sahih al-bukhari,sahih
muslim,muwatta ’ malikdan sebagainya.talaqqi secara bersanad bagi himpunanhadith-hadith tertentu, seperti nal-awa’il al-sunbuliyyah, atau hadith-hadithtertentu, seperti hadith musalsal.talaqqi secara bersanad bagi kitab-kitab karangan ulama dalam berbagaibidang ilmu, seperti fiqh, usul-fiqh, tauhid, tafsir, sirah, hadith,mustalahul-hadith, tasawuf dan sebagainya.ilmu agama jangan dianggap semudah yangdikira dengan cukup pandai sholat wajib dan pandai hal yang sudah marfum.
Seorang yang mempelajari secara mendalam, akan mendapati dalam ilmu ulumul-hadith menjelaskan tentang ilmual-tahammul wal-ada ’(pembawaandan penyampaian riwayat), serta menejelaskantentang adab-adab,aturan muhaddithdan juga penuntut hadith. Perkara inidapat dirujuk dalam kesemua kitab-kitab yang disusun dalam ulumul-hadith. Inimenunjukkan para ulama sejak dahulu mengambil berat mengenai periwayatan sanadagar tidak keliru.biasanya secara mendalam akan banyak kita pahami dari pondok pesantren yang sudah mumpuni dan berdiri sejak lama bukan pondok pesantren yang baru didirikan dimanaulamanya ada yang sudah terkontaminasi dengan syariat baru.Dalam bebarapa halada banyak pula disiplin ilmu agama yang tidak kita ketemukan dalamuniversitas Islam secara umum dan sekalilagi bukan patokan alumni universitasbla bla itu ahlinya.(lihat uraian sebelumnya)
Semoga dengan tulisan sederhana ini menjadikan diri kita semua lebih giat lagibelajar agama,focus dan teliti dengan sungguh sungguh,hati hati menyikapi para ulamayang terkadang tidak pantas disebut ulama dan jugasebagai renungan bagi diri pribadi penulis yang juga masih dangkal pengetahuan danmasih tetap terus belajar dengan para ahlinya sebagai pembimbing ( Ulama bersanad.pen)
“pengatehuan agama lebih penting karna kita akan mati walau tidak menafikanbahwa pengetahuan duniawi juga perlu”
INTAHA
Salam santunku dan salam hormatku pada semua guru guruku,parasahabat ahliagama,cendiakawan muslim,saudaraku saudaraku ahli sejarah Islam yang banyak memberikan masukan,pakar pakar tasyawub seakidah dan ulama ulama Ahlussunnah wal jama`ah(aswaja/sunni/aswadul adzom) mayoritas yang kesemuanya berakidah “Allah ada tanpa tempatdan tidak berarah”
by.Von Edison Alouisci
Baca Juga
selama kita tidak menyimak dengan benar,teliti,memikirkannya dengan hati yangjernih maka kita tidak akan bisa mengerti maksud maksud yang disampaikan orangorang yang berilmu.para ahli.ulama ulama yang credible.
Kita ambil contoh sederhana.. ketika seorang anak diajarkan ilmu fisika,kimiadan matematikan yang demikian rumit,dan sepanjang dirinya tidak focus,menyimakdengan sungguh sungguh maka ia tidakakan dapat menyerap pelajaran dengan benar .jika sudah demikian..dipastikan iatidak akan pernah paham dan tidak pula menjadi seorang murid yang cerdas danpandainya hanya mencontek kecerdasan orang lain.
Orang semacam ini mengukur kebenaran hanya sebatas apa yang ia pahami secaraumum sebagaimana seorang anak sekolah hanya paham beberapa bagian ilmu matematika,kimiadan fisika namun tidak banyak.seoarang guru akan mengukur dirinya dengan nilaidibawah angka 6.
nah bagaimana bisa dikatakan orang islam yang cerdas jika hanya paham kulitluarnya saja sementara ajaran islam ituluas dan banyak jika di tela`ah satu persatu ??
kita jangan merasa kemampuan yang kitamiliki sudah benar semuanya.masih banyak hal yang kita tidak tahu dan masihperlu bimbingan.dan seorang ulama besarpun bahkan masih menganggap ilmunyabelum seberapa padahal secara umum ia diatas rata rata orang kebanyakan.dantentu adalah lucu jika kita orang orang awam sudah merasa sebagai ahlinya padahal pengetahuan hanyabaru standar standar saja.
Pernahkah anda berfikir demikian ???
Maka dengarkanlah,perhatikanlah,simaklah dengan baik baik penjelasan ulamaulama bersanad dan ahlinya yang paham karna bisa jadi pada titik itu kitasesungguhnya belum sampaipengetahuannya.
dan seharusnya kita orang awam banyak banyak berterimakasih karna masih adaorang lain yang sesungguhnya memperhatikan kita dan mengajarkan apa yang kita belum tahu atau hanya baru tahusecara umum saja.
Soal berdebat ilmu pengetahuan :satu hal lagi .debat ituterkadang terpuji dan terkadang tercela; terkadang membawa mafsadat (kerusakan) dan terkadang membawa mashlahat (kebaikan); terkadang merupakan sesuatu yang haq danterkadang merupakan sesuatu yang bathil.”kita harus cerdas dan cermatmembedakannya.
Jidal (adu hujjah) adalah masalah yang hukumnya belum pasti; dan untukmenentukan hukum tentang masalah ini, tergantung kepada kondisi yang ada.Sedangkan debat yang sesuai dengan syari’at, maka hukumnya terkadang wajib dan terkadang mustahab
yang tercela menurut kacamata syar’i adalah sesuatu yang dicela oleh Allah danRasul-Nya, seperti debat dalam rangka membenarkan yang bathil dan debat kusir(tanpa ilmu) dan mendiskusikan sebuah kebenaran yang jelas dan gamblang (seperti hukum wajibnyashalat dan lain-lain).
larangan para salaf dalam berdebat adalah yang dilakukan oleh orang yang tidakmemenuhi syarat untuk melakukan perdebatan (kurang ilmu dan lain-lain) atauperdebatan yang tidak mendatangkan kemaslahatan yang pasti; berdebat denganorang yang tidak menginginkan kebenaran, serta berdebat untuk saling unjukkebolehan dan saling mengalahkan yang berujung dengan ujub (bangga diri) dan kesombongan.
Adapun debat yang sesuai syari’at (dalam rangka mendakwahi orang-orang jahil,atau dalam rangka sama-sama mencari kebenaran) adalah yang diperintahkan Allahseperti dalam firman-Nya,
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baikdan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. an-Nahl:125)
…dan ayat-ayat lain yang semisalnya. Bahkan justru merupakan sesuatu yang wajib atau mustahab (yang dianjurkan).Jidal (adu hujjah) seperti ini tidaklah dilarang dan tidak dicela oleh syari’at yang mana satu sama lain dalam dialogmengedepankan adab dan akhlak ketika Jidal.
kita harus mencermati hal ini agar tidak keliru dan ingat para ulama terdahulujuga berdebat namun dengan tindakan dan cara yang baik serta di dukung pengetahuanyang cukup sebagai hujah ,bukan debat kusir sebagimana orang awam yang kusebutsebelumnya, baru paham kulitnya saja namun merasa ahlinya.baru memahmisebagian kecil ilmu ilmu syar`I namunngotot merasa pendapatnya benar padahal terkadang yang dikemukakan orang lainitu justru suatu yang baru kita ketahui.(alias selama ini tdak tahu dalilnyakecuali yang itu itu saja)orang terkadang lupa jika tidak semua dalil dipahami semua .maka adalahlayak kita mencermati dalil hujjah orang lain karna mungkin pada titik itu kitabelum tahu apa apa atau belum sampai menguasainya.
ingatah..ada orang menguasai imu ilmu figh namun belum tentu ia paham ilmuakidah. Ada orang yang paham ilmu akidah namun belum tentu paham semua ilmufigh.ada orang yang paham keduanya namun belum tentu ia paham sejarahnya.adaorang yang paham ketiganya namun belum tentu ia menguasai kaidahbahasa-nya.maka janganlah merasa kita sudah ahlinya padahal dlm ilmu lain kitaterkadang masih Awam bahkan tidak tahu apa apa.
Ingatlah ketika kita belum memenuhi Syaratmujtahid, ahli ijtihad maka kewajiban kita adalah belajar lebih banyak lagidengan ulama.ahli ahlinya dimana hukum sanad adalah penting agar tidak salahmendapatkan pengetahuan yang benar.ketika kita mengambil sumber pengetehuan dari para ulama tanpasanad maka kita terjerumus pada pengetahuan akal sang ulama itu sendiri bukan merujuk pada pendapat aslinya ulamaterdahulu.dan ini berbahaya karna padaakhirnya kita hanya mendapatkan ilmu dari pendapat ulama begini yang mengadaadakan pendapat yang bukan merujuk pada pendapat aslinya ulama tsiqohsebelumnya.
(kita ambil contoh dari kaum pengikutwahabi salafi,kaum khawrij dahulu,ahmadiyah,LDII atau sekte sekte sempalansebagai renungan dimana pengikutnya pada akhirnya mendapatkan ilmu pengetahuandari ulama tanpa sanad yang berujung pada kekuatan akal sendiri menentukansebuah kebenaran dan tidak lagi merujuk pada naskah aslinya pendapat salaf,tabiin dan tabiun.orangyang belajar dengan ulama ini hanya akan menganggapbenar pendapat ulama yang mengajarinya bukan lagi mengukur kebenaran denganpendapat kebanyakan ahli ulama secara luas dan banyak diikuti umat muslimumumnya)
Maka sebaiknya mari kita belajar dengan Mujtahid yang memenuhi memiliki syarat:
Syaratpertama, memiliki pengetahuan sebagai berikut:
1. Memilikipengetahuan tentang Al Qur’an dan berbagai kajian ilmu tafsirnya(bukan menafsirkan dengan akal sendiri)
2. Memilikipengetahuan tentang Sunnah dan segala disiplin ilmu pendukungnya termasuk pahampendapat pendapat aslinya para ulama terdahulu.(salaf,tabiin.tabiun dagenerasinya yang terkait sanad)
3, Memiliki pengetahuan tentang masalah Ijma’ sebelumnya.
Syarat kedua,memiliki pengetahuan tentang ushul fikih dari sumber yang kuat seperti ilmuhadits yang dalam ketetapan maksud maksudnya dijelaskan secara berkesinabunganmulai dari generasi awal hingga sekarang dan tidak ada perubahan untuk itukarna terkait sanad ilmu berantai.disinilah disebut ilmu ini murni sesuaiaslinya bukan telah di takhiskan oleh ulama ulama yang sama sekali tak punyasanad)
Syarat ketiga,Menguasai ilmu bahasa.(nahwu,shorof dan sejenisnya) yang diajarkan secara spesifik sehinggapaham dan tidak keliru mengartikanmaksud maksud dalam hadits dan quran.sekali lagi pedoman rujukan asli pendapatsahabat,tabiin dan tabiun dalam naskah aslinya adalah penting.jadi bukanberdasarkan pendapat,pendapat,alasan alasan akal ulama yang tidak merujukdengan jalan sanad sebagai hujjah.karna jika tidak ulama model ini bisa mengada adakan maksudsendiri padahal bisa jadi maksud sesungguhnya dari ulama terdahulu bukandemikian.
Pahamilah,Sungguh telah terfitnah dan menjadipenyebar fitnah banyak dari generasi muda sekarang ini dengan penyakit sukaberdebat kusir atau berbantah-bantahan. Mereka menyangka bahwa orang yangbanyak bicara dan berdebat dalam masalah agama adalah lebih alim dari orangyang tidak banyak bicara dan berdebat. Hal ini sungguh pemikiran yangdangkal karena komentar-komentargenerasi tabi’in lebih banyak dari pada komentar para sahabat, padahal parasahabat lebih alim dari tabi’in; dan begitu pula komentar-komentar generasitabiut tabi’in lebih banyak dari generasi tabi’in, padahal generasi tabi’inlebih alim dari generasi tabiut tabi’in.
Banyaknya ilmu itu tidak bisa diukur dengan banyaknya komentar dan riwayat,bukandiukur dengan akibat ia mendapatkan gelar S.AG. LC atau sejenisnya .ulamaterdahulu tidak perlu gelar untuk disebut ahli.banyak lulusan sarjana disegalabidang bahkan pengetahuannya standar standar saja dan hanya untuk mendukung usaha dunia semisal mudah bersaingcari pekerjaan dengan gelar sebagai syarat artinya kita jangan mudahterpengaruh hanya karna melihat orang punya gelar yang belum tentu dimasakuliahnya mendapat Rangking tertinggi cumlaude dan jenius dibidangnya.
Jika anda orang kuliahan cobalah koreksidiri letak keahlian anda.apakah sangat menguasai segala pengetahuan ?? apakah dengan modalpandai bicara dikatakan ahli ?? Renungkanlah.
seorang Einstein yang ahli teori relativitas justru tidak pandaipidato..seorang thomas alva Edison justru tidak pandai berdebat padahal ia ahlidengan pengetahuannya.seorang Ibnu Sina justru tidak pandai pengemukkan analisanya padahal ia ahli dalam perhitungnyan.seoarang Aljabarjustru tidak tahu mengemukakananalasinya secara gamblang padahal ia ahlinya metematika.banyak contoh contohlain bahwa gelar bukan ukuran untuk disebut ahli.orang terdahulu justru banyak mendapatkan penghargaan sesudah iamasuk ketegori ahli !! sekali lagiseorang ahli ulama bukan diukur pandainya dan banyaknya ia bicara atau gelar yang ia sandang.
Sesungguhnya ilmu itu merupakan cahayayang terpendam di hati. Dengan ilmu itu seseorang dapat memahami hakekat kebenaran dan dapat membedakan antara yang haqdan yang bathil dan kemudian dengan ilmunya dia bisa mengungkapkan secararingkas dan mudah difahami dan ia berikan pengetehuannya untuk kebaikanumat.ungkapan ringkas orang semacam ini mudah namun sesungguhnya punya bobotdan maknanya sangat luas.dan kita tidak bisa menjawabnya dengan caraspontanitas karna justru menunjukkanketidak mampuan kita memahami maksud yang ia sampaikan sesungguhnya.jika dengancara ringkas saja kta tidak bisa menangkap pesannya bagaimana mungkin kitapaham jika ia sampaikan dengan amat spesifik dan rumit ??? jika kita menelaa`hal yang rumit saja tidak nalar bagimana bisa memahami maksud yang disampaikandengan sederhana sebagai ringkasannya yang justru sebenarnya maknanya luas ?
artinya jelas jangan setengah setengah jika memang mau belajar.karna suatuperkara yang terlihat mudah bisa menjadi demikian rumit akibat ilmu pengatahuankita belum sampai kearah itu.
Rasulullah sendiri adalah orang yang diberikan oleh Allah, jawaami’ul kalim(ucapan-ucapan ringkas dan padat) dan berkata dengan perkataan yang pendek.Oleh karenanya terdapat larangan dari Rasulullah agar jangan banyak bicara danjangan menyibukkan diri dengan qila wa qola yakni tidak menyebarkan berita yangbelum pasti dan tidak berguna jika belum benar benar memahaminya dengan sungguhsungguh semisal perkara bid`ah(biasa dipersoalkan wahabi salafi.pen) yang sesungguhnya tidak cukup denganmodal satu atau dua dalil dasar yangkemudian di tela`ah dengan akal pribadi dengan segala contoh akal pribadi pula bukannya pendapat ulamacredible,bersanad dan terpercaya. Padahal masalah ini banyak sekali dalil dan pendapat para ulama terdahulu .iniyang terkadang muncul argument tanpa nash yang jelas atau debat kusir
Sesungguhnya secara syar`i adalah wajibbagi kita orang awam untuk lebih banyak belajar lebih dahulu dengan cara yangsungguh sungguh dari orang orang atau ulama yang memahaminya.Untukitu..perhatikanlah nasehat orang lain dengan menyimaknya baik baik bukanmemahaminya dengan hanya sepintas lalu.dan sekali lagi aku katakan..Ilmu agamaitu luas dan jangan merasa cukup dengan yang kita pahami sebagai landasan debatkusir yang sama sekali tidak ada manpaatnya karna sesungguhnya kebanyakan debatkusir hanya dilakukan oleh insan insanyang mempersoalkan suatu masalah namun ia tidak cukup mengetahui dalil hujahnya dengan pemahaman yang benar.Typebegini sering ngotot sudah benar padahal ia hanya paham itu saja dan belum pulamenyentuh semua dalil lainnya.
ingatlah terkadang setiap umat muslim menjalankan syariat agama tentu punyadasar hanya saja kita tidak tahu atau cahaya yang diletakkan oleh Allah pada hati kita belum sampai.maka itu janganlahukur kebenaran diri dengan apa yang belum sepenuhnya kita ketahui karna bisajadi syariat yang diamalkan orang lainjustru didasari pengatahuan yang cukup dari apa yang kita pahami selam ini.makakuncinya belajar lagi lebih focus dansungguh sungguh itu lebih baik sebelum mengatakan orang lain salah kecualimemang sudah jelas dan di dukung dengan pendapat ulama mu`tabar yang ilmunyatidak diragukan semisal ulama salaf,tabiin,tabiun dan ulama ulama yang sanadnyaterhubung dengan jelas bukannya ulama yang belum masuk ahli ijtihad atau tarafmustahij.
-Imam Malik t berkata, “Ilmu itu sesungguhnya bukan dengan sekadar banyakmenghafal riwayat, namun ilmu adalah cahaya yang diletakkan oleh Allah pada hati seorang hamba.” (Tafsir IbnuKatsir, 3/555)
AbuHayyan at-Taimi berkata, “Ulama itu ada tiga:
(1) seorang yang berilmu tentang Allah dan tentang perintah Allah ,
(2) seorang yang berilmu tentang Allah , namun tidak berilmu tentang perintahAllah , dan
(3) seorang yang berilmu tentang perintah Allah , namun tidak berilmu tentangAllah .
Maksudbeliau kalau boleh kujelaskan adalah begini :
Yang berilmu tentang Allah danperintah-Nya, dialah yang takut kepada Allah, sekaligus mengerti tentangsunnah-Nya, batasan-batasan-Nya, dan apa-apa yang diwajibkan-Nya.
Adapunyang berilmu tentang Allah , namun tidak berilmu tentang perintah Allah , diaadalah orang yang takut kepada Allahl, namun tidak mengerti tentang sunnah-Nya,batasan-batasan-Nya, dan apa-apa yang diwajibkan-Nya.
Sementaraitu, yang berilmu tentang perintah Allah , namun tidak berilmu tentang Allah ,adalah orang yang mengerti sunnah-Nya, batasan-batasan-Nya, dan apa-apa yangdiwajibkan-Nya, namun dia tidak takut kepada-Nya.” ( silahkan simak Jami’Bayani Ilmi wa Fadhlihi, Ibnu Abdil Barr, 2/47 untuk lebih jelas)
orangberakal tapi tak berilmu dengan ajaran yang benar maka sesungguhnya.. ia belum berakal sehat.
org yang kelewat byk akal belum tentu ilmunya sebenarnya cukup karna logikalebih utama ketimbang ilmu. Artinya org yang berilmu dgn akal sebagai tuntunansemata.maka ia cuma memiliki dalil akal.
ingat,Atheis anti agama pun cukup dengan akal jika hanyadengan logika semata namun belum tentu paham hakekat ilmu agama . Atheis dankaum kafir cukup berbantahan dengan akal sebagai dalil kebenaran dan ingatlahjanganlah kita berlaku seperti sikapkaum kaum kafir tidak tahu hukum agama sesungguhnya namun ngotot merasa benar hanya dengan modal akalyang terlintas dipikirannya.kaum yangkatanya berakal ini jelas tidak menggunakan akalnya dengan cara sehat dan masukakal sehingga sesungguhnya dialah yang kurang berakal namun PEDE-nyauntuk tetap ngeminter.tanyalah pada dirisendiri apakah kita masuk kategori ini ?? jika iya maka banyak banyaklahIstighfar.
Org yang sesunggunya berakal dgnilmu yang cukup sebagai tuntunan maka barulah disebut ia org yang berakal danberilmu.Dan dalam agama..jadikan ilmu mengendalikan akal dan hawa nafsu..bukan hawa nafsu dan akal mengendalikan ilmu lebih lebih ilmuyang masih dangkal karna akan muncul debat kusir.
contoh : ada orang mempelajari ilmutertentu misalnya pandai rakit BOM namun dengan akal dan hawa nafsunya iakemudian menggunakan Ilmunya untuk menghancurkan gedung membunuh orang.
contoh lain ada seorang yang mempelariilmu pengatahuan tentang bid`ah,syrik dan perkara kafir dari sumber ulama yang tidak credible.ia tidak pulamengkaji dan analisa pendapat ulama macam ini. Nah Orang semacam ini boleh juga disebut berilmu namun denganilmunya yang ia dapat dengan pemahaman yang salah maka dengan nafsunya pulatanpa sadar ikut aktip menyesatkan umat menyalahkan amal ibadah orang lainpadahal belum ahlinya karna sumbernya tidak ia teliti habis habisan sebelummengemukakan ulang pada orang lain.
Disinilah ia disebut insan yang tidakmampu mengendalikan ilmunya yang belum seberapa namun pada akhirnya dengan hawanafsunya sudah merasa ilmunya cukup dan merendahkan ibadah orang lain bahkan mengajakorang mengikuti pemahammnya yang masih dangkal itu.ini sama dengan mengajakorang salah jalan.menjerumuskan umat dengan paham yang keliru dengan modalpengetahuan yang belum semuanya ia gali.Na`uzibillah.
Jika kita bertemu dengan orang semacam ini maka sebaiknya kita harus tetapcermat dan teliti sebelum mengatakan “sukron akhi/uhkti atas pencintrongannya,yang sungguh ilmu yang bermanpaat” karnajika menela`ahnya dengan akal sendiri pula sebagai ukuran benarnya maka kitapunsesungguhnya masuk perangkap kekeliruan akibat tidak belajar dengan benar danitu artinya tanpa disadari kita mudah tertipu karna kebodohan kita sendiri.
Banyak memang kaula muda tertipu tapi tidak sadar jika diajarkan pemahaman yang salah.
Kaula muda inilah yan banyak menyebarkan pengetahuan dangkal orang itu padahal pendapatnyaitu kadang masih cacat sumber yang tidak diteliti ulang kaula muda jenisini.Siapa yang salah ??
“sudah bodoh ditipu namun membodohiorang, sudah diajarkan salah mengajarkan hal yang salah pada orang.ini samaartinya sudah kena fitnah namun memfitnah orang dan juga penerus ajaran yang salah”
kaula muda seperti ini jauh lebih berbahaya karna jika sudah salah jalansulit tobatnya.ia akan ikut ikutan ngotot bahwa dirinya benarpadahal sumbernya dari orang yang juga salah jalan dan belum valid pulasumbernya aslinya karna memang ia tidak menggali semuanya kecuali dari ulamayang ternyata juga cacat bahkan tidak punya sanad ilmu yang jelas..
KRONOLIGINYA kuberi contoh sebagai berikut agar lebih mudah :
A belajar dari B yang masih dangkalilmunya.
B belajar Ilmu dari C yang belum menguasai bidang pengetahuannya.
si C belajar dari D yang pemahamnnya tidak mengikuti petunjuk para ulama mu`tabar. sekalipun ia ngaku ustadzatau ustadzah
D belajar dari E sang ulama yang cacatdan menuai masalah bahkan banyak bertentangan dengan kebanyakan ulama. Mu`tabardan merasa dirinya sudah mujtahid.
E.mendapatkan pengatahuan menurut hasil ijtihadnya sendiri bahkan tidak samapendapatnya dengan para ulama terdahulu dalam konteks aslinya.(pendapatsahabat.tabiin sab tabiun yang valid)
Atau untuk jelasnya SANAD PENGETAHUANNYA TERPUTUS PADA TINGKAT INI lebih lebihia tidak berguru pula dengan ulama sebelumnya atau jika berguru.pendapatgurunya ia tentang padahal gurunya punyasanad ilmu yang jelas.disini ia tidak menjaga sanad dan memutuskan hukum sanad terhadap gurunya danmemilih pendapat sendiri (tidak menjaga amanah ilmu dari gurunya jika berguru)sehingga pandapatnya tentu tidak lagi sama dengan ulama ulama ulama besar jauhsebelumnya (Atsar sahabat,tabiin dan tabiun yang aslinya ).disini ia merasasudah sangat ahli ijtihad padahal banyak bertentangan.
Maka hasilnya.. adalah A.B.C.D. dan E ,pengetahuannya kacau dan keliru dansemuanya jadi tak punya sanad ilmu dantanpa sadar membuat syariat ajaran baru.(ahlul bid`ah dlololah /sesat karnasumbernya bukan lagi sumber ulama credible dalam semua hujjah)
ini awal menjadikan kelompok dengan paham yang tidakSAHIH.dan inilah pula contoh rangkaian terciptanya sebuah SEKTE/FIRQOH pemecah umat tanpa sanad ilmu diawal permulaanya yang tentu saja Tidak bisa dijadikanRUJUKAN pendapat pendapatnya sebagaipedoman kita menjalankan perintah Allah.
Terkait rangkain terciptanyasekte/firgooh yang kusebut diatas..Nabi saw bersabda:"Sesungguhnya akan keluar dari "orang ini/kaum khawrij" satukaum (kaum berikutnya.pen) yang membaca kitabullah (al qur'an) dengan mudah,namun tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama bagaikananak panah yang meleset dari sasarannya (keliru paham dan sulit taubatnya).(HR. Muslim : 2500)
Beliau saw juga bersabda :"Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai)membaca Al qur'an namun bacaan mereka tidak melewati kerongkongannya. Setiapkali muncul sekelompok dari mereka "PASTI TERTUMPAS".
Dalam satu riwayat Ibnu Umar ra, berkata :"Saya mendengar Rasulullah sawmengulang kalimat "setiap kali muncul sekelompok dari mereka pasti tertumpas"lebih dari 20 kali. Hingga Beliau saw bersabda :"Sampai muncul Dajjal dalam barisan mereka." (HR. Ibnu Majah).
Bandingkandengan al jama`ah ( aswaja/sunni/aswdul adzom ) yang pahamnya menyepakati langsung dari pendapat para imam madzab yang kesemuanya generasi awal dan utama ( mereka ulama besar tabiin dan tabiun setelah sahabat).dan pahamatau pendapat para generasi utama ini disampaikan secara berangkai pula hinggasekarang dengan tetap menjaga tingkat originalnya(Amanah Ilmu).maka itulahpentingnya bersanad ilmu agar tetap sebagaimana aslinya dan tentu para ulamayang dipandang tsiqoh,tidak cacat ahklak dan berani bertanggung jawab dihadapan Allah dalam menjaga sanad ilmu darigenerasi sebelumnya.
Ulama ulama inilah yang menjadipanutan al jama`ah (aswaja/sunni/aswadul adzom) dengan berguru secara langsung pada mereka.dan sudah barangtentu pula para ulamanya banyak sekali dan saling sepakat satu sama lain(ijma).jadi tidak mengandalkan segelintir ulama seperti seperti sekte/firgohnamun secara luas semua ulama besaraswadul adzom/mayoritas yang menjalin satu kesepakatan atau satu suara dengan pandapat yang sama pula karna satusama lain terhubung sanad walaupun ia berada di semua Negara belahan dunia.(ijma).
maka tidak heran jika ahlussunnah wal`jama`ah atau aswaja atau sunni adalah jumlah paling mayoritas(terbanyak pengikutnya dari semua pemeluk islamkarna satu paham khususnya ilmu akidah. Dan para ulamanya tersebar di semuatempat diseluruh dunia dan jumlahnya jutaan ulama yang rata rata ahlidibidangnya.dan diteruskan oleh murid murid yang juga berani bertanggung jawab dan amanah dalam hal sanad ilmumereka. Maka sudah barang tentu berapapunbanyaknya sekte/firgoh yang muncul tidak akan berpengaruh atas kebesaranaswadul adzom/aswaja atau pengikut mayoritas dan itu dibuktikan berabad abadsampai sekarang .Subhanallah,Allahuakbar !! janji Allah dan Rasulullahbenar adanya.
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatkudiatas kesesatan. DAN DITANGAN ALLAHBERSAMA AL JAMA’AH. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia menyeleweng keneraka“. (HR. Tirmidzi: 2168). “Barangsiapa yang menolak sunnahku maka bukandari golonganku” (Shahih Bukhari).sesungguhnya menurut Ulama besar Al-Allamah asy-Syinqithi , “Telah dimaklumibahwa para nabi r dan para sahabatnya adalah orang yang berilmu tentangAllah dan paling mengetahui tentanghak-hak dan sifat-sifat-Nya, serta pengagungan yang menjadi hak Allah.Bersamaan dengan itu, mereka menjadi hamba yang paling banyak ibadahnya kepadaAllah l dan yang paling takut serta berharap mendapat rahmat-Nya.” (AdhwaulBayan, 2/325)
Tumbuhnyarasa khasy-yatullah dalam diri seorang hamba akan memberikan pengaruh padakeimanan dan amalannya. Di antara pengaruh tersebut adalah:
1. Ia akansemakin giat menjalankan ibadah dengan penuh rasa takut dan berharap.
2. Ia akan meninggalkan kemaksiatan baik di keramaian maupun saat sendirian.(dalamabad modern ini,dunia internet atau real baginya sama saja,Tuhan tidak lalaidengan maksiat atau berbohong walau hanya seujung kuku,jika diFB atau twitternama palsu.fhoto palsu.akun palsu tidak lepas dari pangawasanNya dan orangtakut maksiat dan takut Allah tentu akansangat hati hati.pen )
3. Senantiasa mengingat Allahl dengan berzikir, membaca al-Qur’an, dan yangsemisalnya.
4. Tidak memasukkan ke dalam perutnya sesuatu yang diharamkan oleh Allah.
5. Merasa yakin dengan apa yang dijanjikan oleh Allah l berupa kenikmatan bagiorang yang bertakwa dan siksaan bagi yang durhaka.
6. Tidak berkata tanpa ilmu yang jelas sumber aslinya dalam urusan agama karna jika salahsesungguhnya menjerumuskan dirinya sendri kedalam neraka dan ia tidakmenyadarinya.karna jika ia lalai maka ia bisa memfintah orang dengan hanya bermodaldangkalnya ilmunya yang ia dapat dari orang lain yang juga bukan ahlinya.
7.Amanah dalam setiap titipan Allah baik berupa harta,kedudukan dan keluarga
8. Berlaku zuhud,qona`ah , tawadhu, tawakkal dalam setiap persoalan yang diujiAllah atas dirinya
9.tidak mencela amal ibadah orang lainkecuali hanya bermaksud meluruskan apa yang keliru dan tentunya denganpengetahuan yang cukup.(point.6 dan rangkaian uraian sebelumnya)
Belajarlahdengan Sanad
tujuan sanad pada awalnya untukmemastikan kesahihan riwayat, namun ilmu sanadkemudiannya berkembang sama seperti ilmu-ilmu islam yang lain, sehingga iamenjadi suatu seni yang tersendiri.
Periwayatan secara bersanad diteruskan kerana ia adalah satu kemuliaan dankeistimewaan yang dapat dilihat dari sudut-sudut berikut;
1.merupakan pertalian yang bersambung-sambung sampai kepada rasulullah saw( وكفى في الاتصال بالحبيب شرفاً(.
2.merupakaniqtida’(tauladan) terhadap para salafus-soleh dalam tradisi belajardan mengajar( إنّ التشبه بالكرام فلاح(.
3.merupakan satu jati diri dan ikatan ilmu yang hanya dimiliki oleh umat islam,maka ia adalah satu kebanggaan buat mereka( الإسنادمن الدين(.
4.merupakan satu usaha berterusan memelihara persambungan sanad hingga ke harikiamat( إن الأسانيد أنساب الكتب(.
5.merupakan satu rahmat dan barakah( عندذكر الصالحين تنزل الرحمة ).
berkata Imam Syafii :“Orang yang belajar ilmutanpa sanad guru bagaikan orangyang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakaryang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” (Faidhul Qadir juz 1 hal433)
artinya orang semacam ini bisa saja berilmu namun ilmu yang ia dapat darisumber yang tidak valid,terputus sanad.dan ia tidak tahu jika itu pengatahuan itu salah namun menganggap apayang ia pahami adalah benar.ia tidak tahu ular berbisa yang suatu ketikameracuninya.
Berkata pulaImam Atsauri : “Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak
punya senjata maka dengan apa kau akan berperang?”,
artinya ketika sesorang memahmi agamadengan hanya outodidak,belajar dengan para ulama yang juga tidak punyasanad,maka apapun yang ia kemukakan kebanyakan akan menimbulkan pertentangandengan pengetahuan yang lain yang juga punya sumber yang sama (hadits danquran).jika sudah begini apakah yang akan kita andalkan untuk berperang (jidal)jika pendapat kita sendiri berbenturan dengan dalil lain yang juga sahih ??
berkata pulaImam Ibnul Mubarak : “Pelajar ilmu yang tak punya sanad bagaikan penaik atapnamun tak punya tangganya, sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad”(Faidhul Qadir juz 1 hal 433).
Artinya ketika kita tidakmemiliki sumber pedoman yang jelas dari para ulama credible yang terpercaya(bersanad ilmu yang jelas) maka ibarat kita menaiki sebuah atap gedung takpunya tangga atau tempat naik maka dengan cara apa kita bisa naik ??katakanlahitu bisa namun sudah jelas jalannya akan sangat sulit dan berbahaya.
ini bisa juga dicontohkan ketika ada orang mengajukan pendapat yang jelas dandalil yang kuat maka dengan apa kita membantahnya kecuali mengemukakan alasanyang kabur dan bahkan jadi mengada ada dengan akal sendiri karna tak punyapegangan ( ibarat tak punya tangga buat naik.bingung mau naik dengan caraapa dan sama artinya bingung mau jawab apa selain berkatakata dengan alasan akal pribadi yang nilai sahihnya dipertanyakan)
Pengajian secara bersanad terbagi beberapa kategori, iaitu:talaqqi secarabersanad bagi qiraat (bacaan) al-quran.talaqqi secara bersanad bagi kitab-kitabhadith muktamad, seperti sahih al-bukhari,sahih
muslim,muwatta ’ malikdan sebagainya.talaqqi secara bersanad bagi himpunanhadith-hadith tertentu, seperti nal-awa’il al-sunbuliyyah, atau hadith-hadithtertentu, seperti hadith musalsal.talaqqi secara bersanad bagi kitab-kitab karangan ulama dalam berbagaibidang ilmu, seperti fiqh, usul-fiqh, tauhid, tafsir, sirah, hadith,mustalahul-hadith, tasawuf dan sebagainya.ilmu agama jangan dianggap semudah yangdikira dengan cukup pandai sholat wajib dan pandai hal yang sudah marfum.
Seorang yang mempelajari secara mendalam, akan mendapati dalam ilmu ulumul-hadith menjelaskan tentang ilmual-tahammul wal-ada ’(pembawaandan penyampaian riwayat), serta menejelaskantentang adab-adab,aturan muhaddithdan juga penuntut hadith. Perkara inidapat dirujuk dalam kesemua kitab-kitab yang disusun dalam ulumul-hadith. Inimenunjukkan para ulama sejak dahulu mengambil berat mengenai periwayatan sanadagar tidak keliru.biasanya secara mendalam akan banyak kita pahami dari pondok pesantren yang sudah mumpuni dan berdiri sejak lama bukan pondok pesantren yang baru didirikan dimanaulamanya ada yang sudah terkontaminasi dengan syariat baru.Dalam bebarapa halada banyak pula disiplin ilmu agama yang tidak kita ketemukan dalamuniversitas Islam secara umum dan sekalilagi bukan patokan alumni universitasbla bla itu ahlinya.(lihat uraian sebelumnya)
Semoga dengan tulisan sederhana ini menjadikan diri kita semua lebih giat lagibelajar agama,focus dan teliti dengan sungguh sungguh,hati hati menyikapi para ulamayang terkadang tidak pantas disebut ulama dan jugasebagai renungan bagi diri pribadi penulis yang juga masih dangkal pengetahuan danmasih tetap terus belajar dengan para ahlinya sebagai pembimbing ( Ulama bersanad.pen)
“pengatehuan agama lebih penting karna kita akan mati walau tidak menafikanbahwa pengetahuan duniawi juga perlu”
INTAHA
Salam santunku dan salam hormatku pada semua guru guruku,parasahabat ahliagama,cendiakawan muslim,saudaraku saudaraku ahli sejarah Islam yang banyak memberikan masukan,pakar pakar tasyawub seakidah dan ulama ulama Ahlussunnah wal jama`ah(aswaja/sunni/aswadul adzom) mayoritas yang kesemuanya berakidah “Allah ada tanpa tempatdan tidak berarah”
by.Von Edison Alouisci