ASTAGHFIRULLAH.... Kehinaan Bagi Pelaku Maksiat di Bulan Ramadhan
Friday, June 2, 2017
Edit
Pada saat pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, serta kaum muslimin
lainnya pada sibuk dengan ketaatan, tetapi ada orang melakukan
kemaksiatan dengan sempurna, dosanya akan teramat besar.

Di antara sarang kemaksiatan adalah tempat-tempat hiburan malam.
BULAN Ramadhan di sisi Allah Ta’ala adalah bulan yang agung. Allah berfirman,
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…” (al-Baqarah: 185).
Ayat ini cukup sebagai bentuk pengagungan terhadap bulan Ramadhan, karena ia adalah bulan agung. Di dalamnya pahala ketaatan menjadi besar, begitu pula siksa atas tindak kemaksiatan. Cermatilah hakikat ini, agar Anda mengetahui bahaya berbuat maksiat di bulan Ramadhan.
Para ulama berkata, “Bila seseorang meninggalkan maksiat secara
total, meski dorongannya begitu kuat, ia akan mendapat pahala besar.
Sebaliknya, bila seseorang menyempurnakan maksiatnya justru pada saat
dorongannya lemah, ia akan mendapat dosa yang besar.”
Kaidah ini bersumber dari hadits Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam tentang tujuh orang yang dilindungi Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat, “Dan orang yang dirayu oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, tetapi ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam kasus ini pendorong kemaksiatan begitu kuat, sebab wanita itu
sendiri yang meminta. Terlebih lagi, jika ia wanita yang mempunyai
kedudukan dan kecantikan. Akan tetapi, lelaki tersebut meninggalkannya
karena Allah.
Oleh sebab itu, ia mendapatkan naungan Allah Ar-Rahman. “Kemudian juga pemuda yang tumbuh di dalam peribadahan kepada Allah”, ia pun mendapatkan naungan Allah, sebab pendorong kemaksiatan yang ada di dalam dirinya begitu kuat, tetapi ia meninggalkan kemaksiatan tersebut secara total, sehingga pahala yang diterimanya pun besar.
Demikian pula sebaliknya. Bila pendorong lemah (karena pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, serta setan-setan dibelenggu, termasuk kaum muslimin lainnya pada sibuk dengan ketaatan), tetapi dilakukan dengan sempurna, dosanya teramat besar pula. Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah, tidak dipandang dan tidak disucikan oleh-Nya, merekapun mendapatkan siksa yang pedih; orang tua yang berzina, raja yang suka berdusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim).
Perhatikanlah hadits di atas, kemudian renungkanlah, bagaimana bila Anda datang pada hari kiamat tetapi Allah tidak sudi berbicara dengan Anda? Juga tidak mau memandang Anda? Sungguh sebuah pengucilan yang tidak terkira! Mungkin saja ketika itu Anda berangan-angan untuk hancur saja menjadi debu.
Pada saat itu, tidak ada bentuk hukuman yang lebih berat selain terhalang untuk melihat Allah. Lantas, bagaimana jika Dia yang berpaling, tidak berbicara, tidak menyucikan dan tidak memandang Anda, sungguh hukuman yang menyiksa! Sekiranya hati kita mengetahui kondisi ini, niscaya ia akan terbelah.
Ya Allah, selamatkanlah kami-selamatkanlah kami!*/Dari buku Powerful Ramadhan karya Muhammad Husain Ya’qub.
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…” (al-Baqarah: 185).
Ayat ini cukup sebagai bentuk pengagungan terhadap bulan Ramadhan, karena ia adalah bulan agung. Di dalamnya pahala ketaatan menjadi besar, begitu pula siksa atas tindak kemaksiatan. Cermatilah hakikat ini, agar Anda mengetahui bahaya berbuat maksiat di bulan Ramadhan.
Kaidah ini bersumber dari hadits Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam tentang tujuh orang yang dilindungi Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat, “Dan orang yang dirayu oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, tetapi ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga
Oleh sebab itu, ia mendapatkan naungan Allah Ar-Rahman. “Kemudian juga pemuda yang tumbuh di dalam peribadahan kepada Allah”, ia pun mendapatkan naungan Allah, sebab pendorong kemaksiatan yang ada di dalam dirinya begitu kuat, tetapi ia meninggalkan kemaksiatan tersebut secara total, sehingga pahala yang diterimanya pun besar.
Demikian pula sebaliknya. Bila pendorong lemah (karena pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, serta setan-setan dibelenggu, termasuk kaum muslimin lainnya pada sibuk dengan ketaatan), tetapi dilakukan dengan sempurna, dosanya teramat besar pula. Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah, tidak dipandang dan tidak disucikan oleh-Nya, merekapun mendapatkan siksa yang pedih; orang tua yang berzina, raja yang suka berdusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim).
Perhatikanlah hadits di atas, kemudian renungkanlah, bagaimana bila Anda datang pada hari kiamat tetapi Allah tidak sudi berbicara dengan Anda? Juga tidak mau memandang Anda? Sungguh sebuah pengucilan yang tidak terkira! Mungkin saja ketika itu Anda berangan-angan untuk hancur saja menjadi debu.
Pada saat itu, tidak ada bentuk hukuman yang lebih berat selain terhalang untuk melihat Allah. Lantas, bagaimana jika Dia yang berpaling, tidak berbicara, tidak menyucikan dan tidak memandang Anda, sungguh hukuman yang menyiksa! Sekiranya hati kita mengetahui kondisi ini, niscaya ia akan terbelah.
Ya Allah, selamatkanlah kami-selamatkanlah kami!*/Dari buku Powerful Ramadhan karya Muhammad Husain Ya’qub.
Rep: Admin Hidcom
Editor: Huda Ridwan