Ibuku Memintaku Menceraikan Istriku yang Katanya Boros Karena Dia Memesan 13 Paket Secara Online, Tapi Waktu Kubuka Bungkusannya… Aku Langsung Menyesal!!
Monday, June 5, 2017
Edit
Tanggal 11 November di Taiwan senantiasa jadi favorite sebagian orang
lantaran banyak beberapa barang yang didiskon besar-besaran. Ngomong
mengenai potongan harga, tentu ngomong masalah berbelanja juga. Nah
demikian saat terakhir di Taiwan baru berjalan pertikaian suami istri
hanya lantaran persoalan belanja serta discount doang lho Sahabat
Cerpen. Yuk cobalah saksikan.
Saat 11 November tempo hari, istriku beli beberapa barang dari internet.
Hari itu dia tidak ngapa-ngapain kecuali main HP serta order banyak barang. Sesudah usai, malamnya dia cerita jika saat ini beli barang dari internet praktis banget. Tidak butuh beberapa lelah pergi keluar. Saya tidaklah sangat kesukaan beli barang di internet, juga tidak kemukakan pertanyaan semakin banyak persoalan barang yang dia beli. 1 hal yang saya tahu, mamaku cerita jika dia saksikan istriku memakai uang yang sekian banyak untuk beli banyak barang itu. habis hingga sekitaran 5000 NTD (2 juta rupiah) tuturnya.
1 minggu lalu, barang-barang kiriman itu datang di saat yang tidak sama di hari itu. Keseluruhnya ada 13 kotak barang yang hingga ke rumah kami. Ibu pernah jadi penerima sebagian paket ini serta terasa barangnya sekian banyak, ibu selekasnya merencanakan untuk memarahi istriku demikian dia pulang nantinya. Setelah itu pulanglah kami semua ke rumah serta ibu selekasnya berkelahi dengan istriku. Saya terjepit di tengah-tengah mereka berdua serta tak memahami mesti bagaimana. Ibu berang besar serta memohonku cerai dengan istriku waktu itu…
Mula-mula saya merasa masalah ini tak sebesar itu hingga mesti cerai. Namun istriku lalu berang serta hampir menangis, ” Beli barang dikit saja berang, minta cerai! Kok rumah ini pelit banget sih?! Bila memang inginkan cerai yaudah cerai saja! ” Mendengar ini saya selekasnya geram serta minta cerai.
Setelah kami mengatur surat cerai, istriku selekasnya pulang ke rumah
orangtuanya tidak ada ada berkata 2 kali. Sepulangnya saya ke rumah,
saya saksikan beberapa barang yang dia beli. Mamaku tetap masih sebagian
berang dengan beberapa barang itu. Saya juga berusaha untuk buka
tiap-tiap bungkusan itu. Di bungkusan pertama, saya saksikan sepatu yang
istriku beli untuk anak kami. Kaget saksikan hal semacam itu, saya
selamanya buka tiap-tiap bungkusan serta sebenarnya di isi yaitu
beberapa barang untuk kami semuanya, termasuk juga orangtuaku serta
sebagian peralatan rumah tangga. Tak ada 1 kotak juga yang di isi
barang-barang yang mungkin saja dia perlukan. Dia beli semuanya untuk
keluarganya tak ada beli 1 barang juga buat dia.
Saya merasa bersalah… Saya kehendaki dia kembali. Keputusanku serta keburukanku dalam menahan emosi bikin semua hancur. Jika kuingat-ingat lagi, istriku yaitu seorang wanita yang baik. Semuanya pekerjaan rumah dia kerjakan dengan suka hati, anak dia jagalah demikian baik, bahkan juga saat saya hanya berikanlah uang sekitaran 4. 000 NTD (1, 2 juta rupiah) masing-masing bulannya untuk beli semuanya kebutuhan sehari-harinya, istriku selalu berupaya untuk menabung, memakai uang sisa dari sebagian bln. lebih dulu sebagian jika ada pengeluaran mendadak, bahkan juga saat dia beli beberapa barang ini bisa, dia memakai uang sisa belanjanya masing-masing bln. yang dia kumpulkan…
Sambil mengingat kebaikan istriku, saya menyesal. Saya memohon istriku untuk pergi ke kantor pemerintahan untuk mengurusi kembali surat nikah. Mamaku juga menyesal telah mencurigai menantunya yang sekian baik hati. Namun saat saya sampai di kantor pemerintahan, saya tidak dapatkan dia dimana saja. Dia tak datang… Saat saya menelfon dia, dia berkata dengan suara yang gemetar, ” Saya tidaklah alat yang dapat anda gunakan sekian saja serta anda memakai waktu anda tidak ingin lagi… “
Manusia itu memang baru terasa seorang utama sesudah dia kehilangannya. Saya kehendaki berbaikan dengan istriku, namun dia tak selekasnya menjanjikannya. Namun dia berkata serius bakal pikirkannya. Tidak paham saya mesti bagaimana…
Saat 11 November tempo hari, istriku beli beberapa barang dari internet.
Hari itu dia tidak ngapa-ngapain kecuali main HP serta order banyak barang. Sesudah usai, malamnya dia cerita jika saat ini beli barang dari internet praktis banget. Tidak butuh beberapa lelah pergi keluar. Saya tidaklah sangat kesukaan beli barang di internet, juga tidak kemukakan pertanyaan semakin banyak persoalan barang yang dia beli. 1 hal yang saya tahu, mamaku cerita jika dia saksikan istriku memakai uang yang sekian banyak untuk beli banyak barang itu. habis hingga sekitaran 5000 NTD (2 juta rupiah) tuturnya.
1 minggu lalu, barang-barang kiriman itu datang di saat yang tidak sama di hari itu. Keseluruhnya ada 13 kotak barang yang hingga ke rumah kami. Ibu pernah jadi penerima sebagian paket ini serta terasa barangnya sekian banyak, ibu selekasnya merencanakan untuk memarahi istriku demikian dia pulang nantinya. Setelah itu pulanglah kami semua ke rumah serta ibu selekasnya berkelahi dengan istriku. Saya terjepit di tengah-tengah mereka berdua serta tak memahami mesti bagaimana. Ibu berang besar serta memohonku cerai dengan istriku waktu itu…
Mula-mula saya merasa masalah ini tak sebesar itu hingga mesti cerai. Namun istriku lalu berang serta hampir menangis, ” Beli barang dikit saja berang, minta cerai! Kok rumah ini pelit banget sih?! Bila memang inginkan cerai yaudah cerai saja! ” Mendengar ini saya selekasnya geram serta minta cerai.
Saya merasa bersalah… Saya kehendaki dia kembali. Keputusanku serta keburukanku dalam menahan emosi bikin semua hancur. Jika kuingat-ingat lagi, istriku yaitu seorang wanita yang baik. Semuanya pekerjaan rumah dia kerjakan dengan suka hati, anak dia jagalah demikian baik, bahkan juga saat saya hanya berikanlah uang sekitaran 4. 000 NTD (1, 2 juta rupiah) masing-masing bulannya untuk beli semuanya kebutuhan sehari-harinya, istriku selalu berupaya untuk menabung, memakai uang sisa dari sebagian bln. lebih dulu sebagian jika ada pengeluaran mendadak, bahkan juga saat dia beli beberapa barang ini bisa, dia memakai uang sisa belanjanya masing-masing bln. yang dia kumpulkan…
Sambil mengingat kebaikan istriku, saya menyesal. Saya memohon istriku untuk pergi ke kantor pemerintahan untuk mengurusi kembali surat nikah. Mamaku juga menyesal telah mencurigai menantunya yang sekian baik hati. Namun saat saya sampai di kantor pemerintahan, saya tidak dapatkan dia dimana saja. Dia tak datang… Saat saya menelfon dia, dia berkata dengan suara yang gemetar, ” Saya tidaklah alat yang dapat anda gunakan sekian saja serta anda memakai waktu anda tidak ingin lagi… “
Manusia itu memang baru terasa seorang utama sesudah dia kehilangannya. Saya kehendaki berbaikan dengan istriku, namun dia tak selekasnya menjanjikannya. Namun dia berkata serius bakal pikirkannya. Tidak paham saya mesti bagaimana…