Ketika Seorang Wanita Tetap Bertahan Biarpun Pernikahannya Tidak Bahagia, Itu Karena Ia Teringat Janji Suci Pernikahan, Untuk Setia Sampai Mati ((( BANTU SHARE YA )))
Tuesday, June 6, 2017
Edit

Pernah
tidak kita berpikir, kenapa pernikahan orang tua kita jaman dahulu itu
bisa langeng sampai kakek dan nenek? Apakah mereka itu benar-benar
bahagia? Kalau kita mau cermati, ada yang dimadu, diselingkui, mereka
tetap bertahan dengan pernikahannya sampai tua. Bahkan lebih tragis
lagi, ada yang sampai di kerasi dengan pukulan juga tetap bertahan,
setia sampai mati. Mereka kalau di lihat dari apa yang sebenarnya
terjadi, tidak bisa mengatakan bahwa mereka itu bahagia. Tetapi kenapa
mereka bisa sampai bertahan sampai akhir hayat mereka? Karena janji suci
pernikahan itu tidak bisa semudah itu untuk di khianati.
Biarkan saja, orang lain mau menilai kita seperti apa. Mau mempergunjingkan kita seperti apa, yang paling penting itu adalah menjalani apa yang sudah di takdirkan oleh Alloh itu dengan penuh syukur. Tidak akan selamanya yang namanya pernikahan itu akan selalu indah, tetapi terkadang juga penuh airmata. Bukan hanya itu, tidak selamanya yang namanya pernikahan itu akan selalu bahagia, tetapi terkadang penuh dengan derita. Tetapi apakah itu semua lantas bisa di jadikan alasan untuk mengakhiri pernikahan itu sendiri? Bagaimana tanggung jawab kita saat dulu berikhar untuk janji setia sampai mati? Kita berjanji dengan nama Alloh. Dan itu tidak bisa semudah itu di ingkari begitu saja.
Namanya kehidupan itu ada pasang surutnya. Terkadang gelombang rata, kadang meliuk-liuk ganas, dan semua itu tetaplah harus bisa kita nikmati. Kesetian itu mahal harganya, dan hanya orang yang berhati mulia yang bisa mempunyai kesetian yang sejati biarpun pernikahanya banyak tidak bahagianya, ia tetap bertahan untuk setia.

Seorang istri yang baik, ia akan setia sampai mati. Biarpun saat menikah ia sering di perlakukan kasar oleh pasangan hidupnya, tetapi ia juga di bahagiakan, di nafkahi, juga di sayangi, biarpun kasih sayang itu tidak di nampakkan oleh pasangan hidup kita. Sebagia seorang istri ia bisa merasakannya bahwa suaminya benar-benar menyayanginya atau tidak. Jadi buat apa, ia harus mengikuti saran orang lain yang belum tau sesungguhnya apa yang terjadi dengan rumah tangganya.
Tidak seharusnya persoalan rumah tangga itu orang lain tau, dan biarkanlah hanya kita berdua yang tau segala macam persoalan yang membelit rumah tangga kita. Kita selesaikan secara baik-baik berdua dengan cinta. Dan seorang wanita yang baik, akan bisa menjaga keharmonisan keluarganya sehingga orang lain tidak tau banyaknya persoalan keluarganya. Biarkanlah Alloh sebagai pendengar yang baik saat kita mengadu meminta sebuah jalan keluar yang terbaik. Terkadang kita tergoda untuk menceritakan persoalan rumah tangga kita kepada orang lain, entah itu teman dekat ataupun sahabat baik kita. Bukankah aibnya pasangan hidup kita juga adalah aibnya kita juga? Kenapa harus di ceritakan kepada orang lain? Lebih baik kalau kita selesaikan secara baik-baik dengan pasangan hidup kita dan tidak harus mencari solusi di luar rumah.
Dan itulah mulianya seorang wanita yang memilih untuk terus bertahan biarpun dalam menjalani biduk rumah tangga ia lebih banyak menderita dari pada bahagianya, karena ia teringat akan janji suci pernikahannya dulu untuk bisa setia sampai mati. Jadi apapun persoalan yang terjadi dalam rumah tangganya, wanita itu menganggap itu adalah jalan takdir yang harus di laluinya. Dengan tetap setia sampai mati, melayani suaminya dengan penuh keikhlasan hati, tidak ada yang ia harapkan selain ridhanya suami, karena itulah satu-satunya jalan ke surga buat seorang istri.